sumber: http://www.darulihsanabuhasan.com/2018/02/tuan-guru-bajang-dan-tu-sop-akan-isi.html#ixzz57nVhNkAv
Rabu, 21 Februari 2018
Gubernur NTB Tuan Guru Bajang dan Tu Sop akan Isi Ceramah Maulid Akbar di Dayah Darul Ihsan
sumber: http://www.darulihsanabuhasan.com/2018/02/tuan-guru-bajang-dan-tu-sop-akan-isi.html#ixzz57nVhNkAv
Selasa, 20 Februari 2018
Tuan Guru Bajang Gubernur NTB Akan Hadiri Haul Sirul Mubtadin di Bireuen
![]() |
Foto TGB diambil dari internet |
PROFIL TUAN GURU BAJANG
Kamis, 28 Desember 2017
Perkuat Gerakan Sosial Peduli Ummat, Tu Sop Lantik Pengurus BMU Pidie
Kamis, 21 Desember 2017
UIN Ar-Raniry dan Dayah Babussalam Tandatangani Naskah Perjanjian Kerjasama
Untuk tahap awal, kerjasama kemitraan diwujudkan dengan produksi air kemasan yang akan diproduksi oleh Dayah Babussalam sebagai produsen air kemasan Yadara untuk digunakan di lingkungan UIN. Sementara untuk tahap selanjutnya dalam waktu dekat air kemasan akan dibuat atas nama UIN dan diproduksi oleh Dayah Babussalam.
Penandatanganan naskah kerjasama yang berlangsung di aula Biro Rektor UIN Ar-Raniry ini dihadiri oleh kepala biro UIN, Dekan dan Wakil Dekan, serta Direktur Pascasarjana UIN, Prof. Dr Syahrizal Abbas, MA dan Wakil Rektor III, Prof Dr.Syamsul Rijal, Rabu pagi(20/12).
“Sekarang kantin-kantin di UIN saya larang jual produk-produk Yahudi sebagai wujud komitmen saya. Saya punya pengalaman ketika datang ke dayah Al-Aziziyah Samalanga, di sana saya disuguhkan air kemasan produk Samalanga. Bagi saya itu merupakan kemajuan besar dan dimana dayah telah melakukan langkah besar, “ ujar Prof. Farid.
“Realitas hari ini, arus yang dibangun orang luar jauh lebih kuat dari arus kita. Makanan dan minuman kita digempur dan dikalahkan oleh makanan dari luar. Mereka yang menggempur ini bekerja keras, konsisten dan sistematis. Maka di tengah-tengah fenomena ini kita duduk bersama menyusun konsep dan berharap mudah-mudah istiqamah di waktu mendatang,” harap Tu Sop. [sumber berita: ar-raniry.ac.id]
Kamis, 30 November 2017
Isi Pengajian Wartawan di Banda Aceh, Tu Sop Jelaskan Qudwah Hasanah Manifestasi Ahlusunnah wal Jama'ah
Tu Sop juga menjelaskan, terdapat Hadits Rasulullah yang menjelaskan bahwa semua orang akan membenarkan diri. Namun, Rasulullah mempertegas bahwa yang benar dan yang akan selamat dari sekian banyak kelompok umat Islam adalah yang mengikuti Sunnahnya dan mengikuti para sahabatnya.
Jumat, 27 Oktober 2017
Tu Sop: Jangan Ajak Anak Cintai Dunia
Tusop.com | Anak ibarat botol kosong. Ia dilahirkan tanpa membawa apapun kecuali kepolosan. Lingkungan dan didikanlah yang kemudian mengisi kekosongan itu. Jika lingkungan dan didikan yang ia dapatkan baik, maka terbuka peluang ia akan tumbuh menjadi anak yang berkepribadian baik. Begitu juga sebaliknya.
Rumah adalah madrasah pertama bagi anak. Warna warni lingkungan rumah adalah pemandangan pertama dan utama yang ia lihat secara dekat. Dan doktrin-doktrin serta didikan orang tua adalah 'nasehat' utama yang masuk ke hati melalui lobang telinga. Apa yang dilihat dan didengar oleh anak ini dari lingkungan dan didikan orang tua akan menjadi cikal bakal kepribadian anak secara permanen.
Oleh sebab itu Rasulullah saw mewanti-wanti: "Setiap (anak) yang dilahirkan, ia terlahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanya lah yang membuat ia menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi".
Dalam upaya mendorong pembentukan akhlak dan kepribadian seorang anak menjadi pribadi yang mulia, orang tua harus memberikan pandangan-pandangan yang mencerahkan jiwa tentang eksistensi dan hakikat tujuan hidup yang akan dijalaninya. Setiap anak harus didoktrin bahwa hakikat hidup hanya 'ladang' untuk menyiapkan bekal akhirat. Tidak lebih. Doktrin ini harus diulang secara terus menerus hingga terpatri dalam jiwa sang anak secara permanen. Sebab jika tidak, anak akan salah arah dan tersesat dalam kehidupannya. Akhirnya, ia akan binasa bersama orang-orang yang celaka.
Maka diawal pertumbuhannya, anak harus diajak untuk mementingkan akhirat dalam kehidupannya. Dan jangan sekali-kali didorong untuk mencintai dunia dengan segala kesombongannya. Sebab hal itu akan berbekas dihatinya lalu ia akan menghabiskan usianya kelak untuk mengumpulkan dunia. Dan hal ini adalah kekeliruan yang akan menghancurkan masa depan akhirat anak itu sendiri.
Rabu, 25 Oktober 2017
Memaksa Diri Jadi Orang Baik
Tusop.com | Membentuk kepribadian mulia merupakan perjalanan panjang yang tak mudah. Untuk sampai ke sana, butuh kerja keras dan perjuangan yang tak mudah. Banyak lika-liku yang harus dilewati. Banyak tantangan yang harus dilalui. Tanpa militansi menahan beban, seorang perintis perjalanan ruhiah ini akan terhempas. Dan ikut binasa bersama mereka yang celaka.
Untuk sampai pada puncak akhlaqul karimah, seorang pemula harus memaksa diri untuk berperilaku baik. Ya, harus memaksa diri untuk menjadi orang baik dengan melakukan amal perbuatan para orang-orang baik. Walaupun nalurinya masih memberontak dan jiwanya belum menikmati kebaikan yang dilakukan.
Seorang yang berjiwa kikir, misalnya. Nalurinya masih tak menghendaki hartanya dibagi atau dinafkahkan pada jalan kebajikan. Ya, baginya memberi adalah beban yang tak ringan. Namun dalam kealpaan ini, seseorang tak boleh membiarkan diri bertahan dalam sikap kikirnya. Ia harus berjuang melawan nalurinya dengan terus berinfak, memberi dan membagi hartanya untuk kebajikan. Hingga terbentuk suatu kepribadian, memberi dan berinfak adalah hal yang menyenangkan dan membahagiakan.
Memaksa diri jadi orang baik adalah tangga pertama untuk menjadi orang baik yang paripurna.
Social Media Icons