Sekjen BMU Pusat Tgk Zainuddin MZ yang didampingi Bendahara BMU Peduli Fitriadi, S. Hut di sela-sela Rapat Penutupan Donasi menjelaskan BMU Peduli mulai membuka donasi Rumah BMU 038 pada tanggal 15 - 25 Oktober 2019 selama 10 Hari, Fitriadi menyebut total dana yang masuk 33.769.000 Rupiah dari 217 orang donatur, sementara dana yang dibutuhkan Rp. 31.823.000.- sisanya 1.946.000 akan digunakan untuk pembangunan rumah selanjutnya.
Minggu, 03 November 2019
Ini Video Liputan Aceh TV : BMU Bangun Rumah Layak Huni Untuk Janda Miskin Guru Balai Pengajian Di Aceh Besar
Gantikan Tu Sop, Ayah Mun Pimpin PCNU Kabupaten Bireuen Periode 2019-2024
![]() |
Peserta Konfercab PCNU Kabupaten Bireuen Ke-IV Dok Photo @Usman Abdullah |
Laporan Al Fadhal
Bireuen | Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bireuen provinsi Aceh menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) yang ke-IV dilangsungkan di Kampus Institut Agama Islam Al Aziziyah (IAIA) Samalanga pada Minggu, (03/11/2019) Siang.
Turut hadir Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Aceh Tgk. H. Faisal Ali sapaan akrabnya Lem Faisal beserta pengurus lainnya dari Banda Aceh dan para Pengurus PCNU setempat.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Redaksi dari beberapa sumber menyebutkan ada dua calon kuat yang akan dipilih oleh peserta Konfercab PCNU, mereka adalah Dr. Tgk. Muntasir A. Kadir, MA Rektor IAIA Samalanga dan Dr. Tgk. Murtadha Yusuf, MA.
Sebelumnya kepengurusan PCNU Kabupaten Bireuen di bawah kepemimpinan Tgk. H.M. Yusuf A. Wahab atau Tu Sop dan pengurus Tanfidziyah Tgk. Dr. Saifullah, M.Pd.
![]() |
Konfercab PCNU Bireuen Periode Sebelumnya Pada September 2014, Dok photo @nu.or.id |
Hasil keputusan Konfercab PCNU Ke-IV memutuskan Dr. Tgk. Muntasir A. Kadir, MA yang biasa dikenal dengan sebutan Ayah Mun juga Pimpinan Dayah Jami’ah Al-Aziziyah Batee Iliek sebagai Ketua Tanfidhiyah Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bireuen periode 2019-2024 dengan meraih 32 suara, sedangkan rivalnya Dr. Tgk. Murtadha Yusuf, MA hanya meraih 2 suara. Selanjutnya Drs. Tgk. Jamaluddin Idris Imam Besar Masjid Agung Bireuen ditetapkan sebagai ketua Syuriah.(Al Fadhal).
Sabtu, 02 November 2019
Video Peringatan Hari Santri dan Pelantikan PW HUDA Aceh Barat
Liputan Aceh TV
Meulaboh-Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan gelar Peringatan Hari Santri Nasional Ke-5 dan Pelantikan Pengurus Wilayah Himpunan Ulama Dayah (HUDA) Kabupaten setempat pada Kamis, (29/10) di Rumoh Agam, Tapak Tuan, Kabupaten Aceh Selatan.
Tu Sop Lantik Pengurus PW HUDA Aceh Barat
Meulaboh-Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan gelar Peringatan Hari Santri Nasional Ke-5 dan Pelantikan Pengurus Wilayah Himpunan Ulama Dayah (HUDA) Kabupaten setempat pada Kamis, (29/10) di Rumoh Agam, Tapak Tuan, Kabupaten Aceh Selatan.
Acara ini diikuti oleh ribuan santri, Forkopimda, pimpinan Dayah, Tokoh agama dan pengurus PB Huda Aceh. Adapun pengurus Tanfidziah PW HUDA yang dilantik : Ketua Umum Tgk H Erli Safriza Al Yusufi, Lc, Sekretaris Umum Tgk Tamren Jr. ( Abi Cut) dan Bendahara Umum Tgk Abdul Munir.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H M Yusuf A Wahab atau biasa dipanggil dengan sebutan Tu Sop melalui pesan WhatsApp yang dikirim ke redaksi pada Kamis (31/10) sore.
Tu Sop menyebut Pertama HUDA adalah representatif lembaga Dayah, Ulama dalam literatur sejarah kehadiranya mulai masa para sahabat, masa kekhalifahan dan masa kesultanan.
Dua ULAMA yang merupakan reproduksi Dayah pada zaman kesultanan Aceh masa lalu mampu memposisikan dirinya pada posisi yang tepat dan bisa berkaloborasi dengan kekuatan kekuasaan yang efek positifnya Aceh menjadi mercusuar Islam di Nusantara.
Bagaimana HUDA hari ini?
Tu Sop berharap HUDA hari ini harus belajar dari struktur peristiwa masa lalu, bagaimana memposisikan diri bermanfaat bagi para Ulama sendiri dan bermanfaat bagi orang lain.
"Saat ulama masa lalu berhasil memposisikan diri sebagai mercusuar Islam di Nusantara, di zaman demokrasi ini, kita juga mampu mengembalikan Aceh sebagai Mercusuar Islam Nusantara lewat moments Aceh Lex Spescialis dan Aceh Lex Syariat Islam,". Kata Tu Sop yang juga Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI).
Abon Singgah Mata Meninggal Dunia, Tu Sop : HUDA Turut Berduka Cita
![]() |
Alm. Tgk H Abdullah Yusuf (Abon Singgah Mata) Dalam Video YouTube Sedangkan Menyampaikan Tausiah |
Laporan Al Fadhal
Bireuen-Publik Aceh kembali berduka, beredar berita di sosial media dikabarkan salah seorang Ulama Aceh meninggal dunia pada pukul pukul 00.00 Wib Minggu, (03/11/2019) dini hari. Seperti yang dikutip redaksi dari status akun Facebook Samsul Bahri Ishak yang biasa disebut Abati, menyebutkan Wakil Ketua Tastafi Aceh Utara Tgk H. Abdullah Pimpinan Dayah Darul Abrar Sampoiniet Aceh Utara meninggal dunia.
"Innalilahi Wainna Ilahi Raji'un. Telah berpulang keramatullah Abang Ipar kami Tgk H Abdullah H Yusuf (Abon Singgah Mata) Pimpinan Dayah Darul Abrar Sampoiniet Aceh Utara pada Beliau Pengurus MPU Aceh Utara, Pengurus Tastafi Pusat dan Wakil Tastafi Aceh utara.
![]() |
Screenshot Status Akun Facebook Tgk Samsul Bahri |
Hingga saat ini pukul 02.59 Wib berita ini diturunkan belum ada balasan pesan konfirmasi redaksi www.tusop.com yang dikirim ke yang bersangkutan.
Sementara itu Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H M Yusuf A Wahab Atau Tu Sop Pimpinan Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb turut berduka cita atas berpulangnya kerahmatullah guru kita Abon Singgah Mata malam ini pada pukul 00.00. Tu Sop menyebut informasi ini diterimanya melalui pesan grup whatsapp.
" Atas nama Pengurus Besar Tanfidziyah Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) dan Pengurus Majelis Pengajian Zikir Tastafi Pusat mengucapkan bela sungkawa dan turut berduka cita atas berpulangnya kerahmatullah Guru kita Abon Singgah Mata malam ini, semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT," Ujar Tu Sop.
Salah satu Tausiah Abon Singgah Mata Di Youtube
Dari beberapa komentar status akun tersebut dikabarkan suasana rumah duka di kompleks Dayah Darul Abrar sudah terlihat rame, tamu dan para muridnya sedang berkumpul dirumah duka. (Al Fadhal)
Jumat, 01 November 2019
Direktorat Geografi Sejarah Kemendikbud RI Kunjungi Dayah Tu Sop
![]() |
Mudir I Dayah Babussalam Tgk Ihsan Menunjukkan Kondisi Bangunan Ruang Belajar kepada Kasubdit Deroktorat Geografi Sejarah Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI |
Laporan Al Fadhal
Bireuen-Direktorat Geografi Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI melakukan kunjungan kerja ke Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Kabupaten Bireuen pada Jumat, (01/11/2019) pagi. Sebelumnya Direktorat Geografi Sejarah juga mengunjungi serta mengadakan kegiatan seminar kebangsaan dan pameran sejarah selama tiga hari di Dayah Mudi Samalanga.
Untuk diketahui Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb juga disebut Dayah Multimedia Aceh yang merupakan Dayah Pimpinan Tgk H Yusuf A Wahab atau Tu Sop Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA).
Mudir I Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb Tgk Ihsan M Ja'far mengatakan kunjungan kerja Kemendikbud RI dalam rangka silaturahmi dan observasi dunia kedayahan, Direktorat Geografi Sejarah juga melakukan pertemuan dengan sejumlah pengurus Dayah Babussalam Jeunieb.
"Kemendikbud tertarik dengan peran Dayah masa lalu, Dayah mampu memberikan kontribusi besar bagi Kesultanan Aceh, dan Dayah hingga saat ini masih bertahan dengan pendidikan yang sama pula,". Sebut Ihsan.
Dalam pertemuan pengurus dengan Direktorat Geografi Sejarah Kemendikbud lanjut Ihsan, kita telah menjelaskan mengenai kaloborasi dua macam bentuk pendidikan yang diterapkan di dayah ini.
"Dayah Babussalam mempunyai dua bentuk pendidikan, Salafi dan terpadu, santri terpadu dan salafi kita pisahkan komplek nya. Untuk pendidikan terpadu kita memiliki Sekolah SD-IT As Salam, SMP As Salam Islamic School dan SMA As Salam Islamic School,". Ujarnya.
Ditambahkan Ihsan, Direktorat Geografi Sejarah dalam pertemuan pengurus memberi masukan masukan baru menggunakan metode belajar sambil bermain untuk pendidikan ditingkat dasar, selain itu kunjungan kerja Kemendikbud RI adalah langkah awal Dayah Babussalam dalam membina hubungan kerjasama kedepan dengan Kemendikbud RI. Sebut Ihsan Yang Juga Ketua Ikatan Penulis Santri Aceh (IPSA).
Sementara itu Kepala Sub Direktorat Geografi Sejarah. Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Bapak Agus Widiatmoko, S.S seperti dikutip Staf khusus Tu Sop Al Fadhal mengatakan terima kasih telah diberikan kesempatan mengunjungi SD, SMP, SMA Assalam Dayah Babussalam Jeunieb, pertama mengenal tentang pendidikan karakter, yang kedua bagaimana sekolah ini nantinya menerapkan Link and Match (keterkaitan dan kesepadanan) pilihan anak dimana nanti Matchnya berkaitan dengan program pembangunan kemajuan bangsa kita ditengah peradaban dunia itu penting.
"Saya melihat disini memang masih jauh dari harapan kita baik dari segi fisik maupun kualitas SDM anak didik dan Guru serta minimnya fasilitas yang memadai, bagaimana mana anak-anak dan Guru bisa meningkatkan kualitas mutu pendidikan kalau sarana dan prasarana kurang memadai. Tadi saya juga melihat ruang kelas masih semi permanen, yang sangat menyentuh hati kami, tadi ada satu kelas yang dibelakangnya ada peta Indonesia, ini penting dimana anak-anak setiap hari harus melihat peta Indonesia, tetapi apa yang kami lihat! gambar petanya sudah rusak-rusak dan petanya pun belum standar, bagaimana anak-anak bisa melihat bahwa pengayaan tentang keindonesiaan kalau peta sendiri tidak lengkap. Ini salah satu sedikit dari sarana dan prasarana pada anak didik yang harus kita perbaiki,". Ujarnya.
Agus menambahkan, Memang dalam membangun dan mencerdaskan anak bangsa tidaklah mudah, saya pikir indikasinya pengurus dan guru disini sudah sangat luar biasa, mampu membuat sekolah secara mandiri, bahkan murid-muridnya tidak muat, dan terpaksa harus menolak lamaran siswa setiap tahunnya. Semangat ini lah yang harus kita apresiasikan mudah-mudahan kedepan Kemendikbud akan mendukung bagaimana meningkatkan kuantitas dan kualitas sekolah yang ada didayah ini baik salafi maupun Pendidikan Formal.
Menurutnya Dayah berperan besar dalam sejarah peradaban Aceh pada masa kesultanan jauh sebelum bangsa Eropa datang. Dayah sebagai sumber intelektual kaum cendekiawan dalam kesultanan, nah ini yang harus kita bangkitkan kembali dimana Dayah-Dayah sekarang dan masa depan menjadi tempat-tempat pemondokan para cendikiawan yang nantinya juga mempunyai peranan yang besar dalam pembangunan masyarakat Aceh, ini yang harus kita kuatkan di Dayah saat ini. Tutup Kasubdit Geografi Sejarah Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI.(*)
Malam Ini Tu Sop Isi Pengajian TASTAFI Di Bayu Aceh Utara
![]() |
IST. Tu Sop sedang menjelaskan BMU dihadapan Stockholders Pemda Bener Meriah saat Penyeharan Rumah BMU 028. Photo @al fadhal |
Laporan Al Fadhal
Bireuen-Dalam rangka memenuhi undangan Pengurus Wilayah Majelis Pengajian Zikir Tastafi Kecamatan Syamtalira Bayu Aceh Utara yang bekerja sama dengan Panitia PHBI Masyarakat Gampong Blang Bayu Kecamatan Setempat, Tu Sop hadir malam ini Jumat, (01/11/2019) Malam ke lokasi acara.
Menurut Koordinator Protokoler Tu Sop Tgk Bahri via pesan WhatsApp seperti dikutip staff Khusus Imam Besar BMU Al Fadhal, Ayahanda Tu Sop dipastikan hadir malam ini ke Aceh Utara dan saat ini pukul 20.00 WIB ayahanda beserta Tim Multimedia sedang dalam perjalanan.
"Ya kita saat ini masih dalam perjalanan, Jika tidak ada halangan jam 20.45 WIB Insya Allah sudah tiba ke lokasi acara",. Sebut Bahri.
Acara ini lanjut Bahri dilaksanakan Panitia pelaksana dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H, dengan tema "Meneladani Akhlaq Rasulullah Sebagai Bekal Membangun Generasi Milenial Yang Insani".
Tu Sop direncanakan mengisi tausiah dalam bentuk tiga session acara, season pertama Ayahanda memaparkan materi, season kedua interaksi tanya jawab dalam konteks Umum dan season terakhir Akan ditutupi dengan Zikir Akbar Majelis Zikir Yadara yang dipimpin oleh Tgk. Khalili (Aceh Khalili) dari Jeunieb. Ujarnya.
Selain itu acara ini Akan disiarkan langsung melalui Live Streaming Video YouTube dan Fanpage resmi Tu Sop. Bagi masyarakat luas di Aceh maupun di manca negara yang ingin melihat langsung, bisa mengakses via Chanel YOUTUBE YADARA TV:https://www.youtube.com/YADARATV atau melalui FansPage Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab: https://www.facebook.com/tusopjeunieb di PC atau gadget Android anda. (Al Fadhal)
Selasa, 29 Oktober 2019
Seminar Kebangsaan Kemendikbud, Tu Sop : Dayah Sebuah Institusi dan Kekuatan Ekstra Era Kesultanan
![]() |
Antropolog Aceh Dr. Kamaruzzaman Bustaman Ahmad dan Tu Sop sedang mengisi Seminar Kebangsaan Kemendikbud RI di Dayah MUDI Samalanga |
Laporan Al Fadhal
Dalam Rangka Penguatan Nilai Kebangsaan di Pesantren atau Dayah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) gelar seminar sejarah di Dayah Ma'hadal Ulum Diniyah Islamiah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga pada Senin, (28/10) Sore. Halaqah Kebangsaan tersebut Dibuka oleh Mudir Mah'ad Aly Dayah Mudi Tgk. H. Zahrul Fuadi atau Abi Mudi.
Acara yang bertema "Merawat Ingatan Sejarah Untuk Memperkokoh Keindonesiaan" Menghadirkan pemateri dari Kalangan Ulama Dayah dan Akademisi, mereka adalah Tgk H M Yusuf A Wahab atau Tu Sop Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) dan Antropolog Aceh Dr. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad Akademisi UIN Ar Raniry serta Dr. Tgk. Muntasir Abdul Kadir, M.A. sebagai Moderator.
Kepala Subdirektorat Geografi Sejarah. Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Bapak Agus Widiatmoko, S.S disela-sela acara berlangsung mengatakan ada tiga bentuk kegiatan yang diselenggarakan Kemendikbud selama 3 hari dari tanggal 27-30 Oktober 2019. Tiga kegiatan tersebut adalah Seminar Kebangsaan, Lomba Esai Kebangsaan dan Pameran Kesejarahan.
"Kegiatan ini bentuk kerja sama Direktorat Sejarah dengan Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah, Bireuen, Provinsi Aceh, bertujuan untuk menguatkan ingatan kolektif bangsa bagi generasi muda serta menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan memperkokoh persatuan bangsa, Semangat kebangsaan yang dinafasi nilai dan tradisi pesantren dapat menjadi modal dan model untuk menguatkan karakter kebangsaan bagi Pimpinan Dayah dan Santri,". Sebut Agus.
Kegiatan Penguatan Nilai Kebangsaan di Pesantren tambah Agus, tidak akan berjalan baik tanpa bantuan berbagai pihak, Untuk itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada Pengasuh Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah beserta jajarannya, Ketua Pengurus Besar Nahdlhatul Ulama beserta jajarannya, Ketua PWNU Aceh, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh dan kepada seluruh pihak yang ikut membantu terselenggaranya kegiatan ini. Sebut Agus.
![]() |
Kasubdit Dirjen Geografis Sejarah Kemendikbud RI Agus Sudjatmoko, S.S membuka kegiatan Halaqah Kebangsaan |
Sementara itu Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab yang biasa dipanggil dengan sebutan Tu Sop dalam memaparkan materinya menyebut Dayah mempunyai latar belakang sejarah, maka untuk memperkokoh dan membangun masa depan yang lebih baik hal yang paling urgen dan mesti dilakukan adalah mengingat kembali struktur peristiwa masa lalu, baik yang berkaitan dengan Kebangsaan maupun yang berkaitan dengan Dayah.
Pertama Kita tertarik mengatakan Dayah bukan Pesantren karena dalam peradaban masa lalu ada perbedaan antara Dayah Aceh dengan Pesantren di Provinsi lain dimana Ulama-Ulama Aceh masa Kesultanan merupakan representasi dari Dayah, Aceh saat itu sebuah bangsa yang maju, eksis dan kuat didalam struktur kenegaraan, sehingga Aceh kala itu bisa mengekspansi beberapa kerajaan lain hingga ke Malaka, tidak mungkin Aceh bisa menguasi daerah-daerah jajahan Portugis di Semenanjung Malaka jika Aceh bukan sebuah bangsa yang maju, bangsa yang kuat, kuat dalam politik, kuat dalam pertahanan keamanan, kuat dalam ekonomi dan lain sebagainya. sebut Tu Sop Pimpinan Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb.
Hal ini terjadi karena orang-orang Aceh dimasa lalu didik oleh ulama, mereka kuat tidak hanya dari segi agama tetapi mereka kuat secara universal di semua aspek kehidupan dan kenegaraan, saat itu ulama berperan sebagai sebuah kekuatan ektra negara yang hadir bekerja sama dengan Kesultanan memperkokoh kebangsaan dan kenegaraan, pengambil kebijakan dan pengambil kesimpulan sebuah keputusan secara politik Kesultanan.
Setalah masuknya Belanda pada Agresi I dan II, mereka mempunyai strategi menguasai para penguasa dan para pemimpin-pemimpinnya dengan target meriberalkan pikiran ala mereka dan memoderenkan cara beperpikir para hulubalang lewat tangan Snouck Hogrounye, mereka berhasil menguasi dan mempengaruhi kebijakan politik para bangsawan dan kaum feodal, tetapi tidak dengan kaum ulama. Sebut Tu Sop yang juga Dewan Penasehat Kaukus Wartawan Peduli Syari'at Islam (KWPSI) ini.
Ulama saat itu dengan ilmu Tasawufnya tidak ikut tenggelam dengan keinginan penjajah, para ulama langsung keluar dari kekuasaan melakukan somasi dan protes sehingga menjadikan sebuah kekuatan baru untuk melawan penjajahan disaat yang lain menjadi lemah, ulama lah yang bergerak lewat bahasa agamanya dan Hikayat prang sabi mampu menggerakkan ummat berperang melawan penjajahan secara terus menerus.
Dari beberapa peristiwa tersebut dapat disimpulkan bahwa Pesantren (Dayah) dulu merupakan sebuah institusi dengan para ulamanya sebagai (broker) perantara antara rakyat dan kekuasaan disaat kekuasaan itu menguntungkan rakyat dan agama, dan sebaliknya disaat kekuasaan itu tidak menguntungkan agama dan rakyat, maka para ulama langsung melakukan somasi dan protes.
Kedua : terbentuknya Indonesia sebagai sebuah negara baru hasil dari kesepakatan bersama, Aceh masuk bukan lagi sebagai sebuah bangsa melainkan sebuah suku dalam sebuah bangsa yang baru yaitu Bangsa Indonesia. Setiap suku yang bergabung memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda, artinya mereka siap mengorbankan sebuah indentitas kebangsaan demi sebuah bangsa yang baru. Maka oleh karena itu Perlu kita ketahui bahwa diawal kemerdekaan Indonesia bangsa yang baru dari hasil kesepakatan bersama, bukanlah sebuah bangsa yang sudah berpengalaman, dalam mengurusnya membutuhkan kesepakatan bersama pula.
Aceh hadir sebagai bangsa yang sudah berpengalam melakukan protes terhadap kebijakan politik yang tidak sesuai dengan pengalaman dan indentitas bangsa mereka, dimulai dari DI TII, AM dan GAM.
Oleh karena itu berbicara masa depan Indonesia dalam sebuah bangsa hasil kesepakatan pendahulu kita timbul kegalauan pemikiran didalam melihat perpolitikan Indonesia saat ini apakah akan menghancurluluhkan peradaban-peradaban para leluhur kita atau sebaliknya, disaat kekuasaan ingin membuat sebuah peradaban baru jangan sampai menghancurkan peradaban masa lalu, kita bukan tidak setia dan bukan pula kita tidak mau bersaudara dengan siapa-siapa, tetapi hak kita menyelamatkan jati diri kita, jangan sampai disaat Dayah menyelamatkan jati diri demi masa depan yang lebih baik dituduh oleh kekuatan baru dengan bahasa-bahasa baru dan tuduhan-tuduhan yang baru (Intoleran). Jelas Tu Sop mantan Tim Asistensi Gubernur Aceh periode lalu.
Tu Sop mengingatkan dengan hadirnya Undang-Undang Pesantren yang baru jangan terlalu pagi untuk tersenyum, itu hanya sebuah UU yang belum tentu kita ketahui isi turunannya, apakah menghancurkan jati diri pesantren atau menyelamatkan, dalam draf perumusan UU tersebut tidak dilibatkan perwakilan Dayah Aceh sehingga apakah sesuai atau tidaknya dengan kekhususan Dayah Aceh, akhirnya kita selalu direncanakan orang. Oleh sebab itu jika UU Pesantren mampu diturunkan dalam turunannya benar-benar menyelamatkan jati diri dan peradaban pesantren masa lalu serta memperkuat eksistensi pesantren kedepan, maka bapak Jokowi adalah pelaku sejarah yang sangat baik dan sangat dikenang untuk masa depan bangsa ini, tetapi sebaliknya kalau lewat UU itu menghancurkan jati diri Dayah, menghilangkan nilai-nilai asli kedayahan dan peradaban masa lalu maka Pak Jokowi akan memiliki sejarah yang sebaliknya, hari ini hari bersejarah dimana UU Pesantren sudah ada, tetapi sejarahnya akan berakhir dengan dua opsi menyelamatkan atau menghancurkan. Tutup Tu Sop yang juga Pimpinan Yayasan Dayah Bersaudara (YADARA) Grup.(*)
Minggu, 27 Oktober 2019
Ribuan Warga Woyla Hadiri Safari Subuh Bersama TU SOP
Laporan Al Fadhal
Tu Sop Ajak Masyarakat Woyla Menjadi Agen-agen Kebaikan
Meulaboh - Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop mengisi pengajian di dua tempat berbeda, salah satunya pengajian subuh akbar di Masjid Ie Itam Baroh Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat dan Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat (MUDAB) di Dayah Serambi Aceh Kaway XVI pada Minggu, (27/10) dini hari
Camat Woyla Drs. Syarifuddin di sela-sela acara berlangsung mengatakan pengajian safari subuh ini rutin kita adakan setiap seminggu sekali secara keliling dibeberapa Masjid dalam Kecamatan Woyla, dan sudah berlangsung selama 3 tahun.
"Kita selalu Muspika Woyla telah mengimbau kepada masyarakat untuk dapat menghadiri Safari Subuh Bersama, dan Al Hamdulilah seribuan masyarakat pagi ini hadir untuk menyemarakkan syiar ini," Kata Camat Woyla.
Sementara itu Tgk H. Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop Pimpinan Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb dalam Tausiahnya menyebut kita perlu menyadari bahwa manusia yang sukses di dunia dan akhirat adalah manusia yang mampu melawan ajakan hawa nafsu, agama yang diturunkan Allah melalui Rasulullah kedunia adalah sebuah keberuntungan bagi manusia tanpa adanya kepentingan Allah, agama pula yang menjadi petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat dengan dua opsi tujuan akhir, surga atau neraka. Sebut Tu Sop.
Dalam kesempatan itu Tu Sop mengigatkan para jamaah Subuh Akbar untuk mempersiapkan investasi diri dalam menghadapi kematian, Tu Sop juga mengajak seribuan masyarakat yang hadir untuk menjadi agen pahala, jangan tunggu waktu kosong, bila perlu kosongkan waktu untuk menjadi agen-agen kebaikan.
"mengandalkan pahala ibadah sendiri saja belum tentu cukup untuk akhirat, saya melihat masih banyak orang lain tetangga kita yang tidak hadir disini, maka jadilah agen ajak mereka, sesungguhnya pahala yang Allah berikan kepada orang yang kita ajak juga sama akan Allah berikan kepada kita, logikanya kita dapat pahala double.
Maka hari ini saya melantik para hadirin sekalian menjadi agen-agen kebaikan," Tutup Tu Sop yang juga Dewan Penasihat Kaukus Wartawan Peduli Syari'at Islam (KWPSI).
Pengajian Majelis Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat
![]() |
Sejumlah Ulama Dayah Aceh Barat Mengikuti Mubahatsah (MUDAB) |
Pimpinan Yayasan Dayah Bersaudara (Yadara) Grup Tgk H. M. Yusuf A Wahab atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tu Sop juga mengisi Pengajian Majelis Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat (MUDAB) di Dayah Serambi Aceh Gampong Meunasah Rayeuk Kecamatan Kawai XVI Kabupaten setempat. Turut dihadiri oleh para pimpinan dan Teungku-teungku Dayah, tokoh agama, para santri dan masyarakat sekitarnya.
Majelis Mubahatsah ini membahas kajian kitab Mahalli Jilid I dan Ghayah Usal Masalik i'lat sambungan bab Hadats(*)
Sabtu, 26 Oktober 2019
Pagi Ini, Tu Sop Isi Pengajian Subuh Akbar Dan Mubahatsah Di Aceh Barat
Laporan : Al Fadhal
Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop pagi ini akan mengisi pengajian subuh akbar di Woyla dan Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat (MUDAB) di Dayah Serambi Aceh Kaway XVI pada Minggu, (27/10) dini hari nanti.
Hal ini disampaikan koordinator tim protokoler Tu Sop Tgk Bahri melalui pesan whatsapp yang dikirim ke Redaksi Sabtu, (26/10) malam.
Bahri menyebut Ayahanda Tu Sop akan mengisi pengajian didua tempat yang berbeda.
"Insya Allah Tu Sop subuh nanti akan mengisi pengajian Subuh Akbar pada pukul 04.00 wib dini hari di Masjid Ie Itam Baroh Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat,". Sebutnya.
Dikatakan Bahri Acara ini diselenggarakan oleh Badan Kemakmuran Masjid Al Wustha Kuala Bhee dalam rangka memperingati tahun baru islam 1441 H dengan tema" Dengan semangat tahun baru Islam kita tingkatkan kepedulian sosial antar sesama". Selain itu acara shalat subuh, Zikir dan Tausiyah bersama ini turut dihadirkan Tgk Abdul Arif sebagai pimpinan zikir, Kadis Syari'at Islam Aceh Barat Tgk. H. M. Isa, S. Pd sebagai pembaca doa dan Tgk H Nurdin MK sebagai Imam.
Pengajian Majelis Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat
![]() |
Tu Sop dan Abiya Jeunieb pada acara penyerahan Rumah BMU 027 di Aceh Barat |
Selesai Acara Subuh Akbar, Bahri menyebut pada pukul 09.00. Wib hari ini Tu Sop akan bertolak ke Dayah Serambi Aceh untuk mengisi acara Pengajian Majelis Mubahatsah Ulama Dayah Aceh Barat (MUDAB) di Gampong Meunasah Rayeuk Kecamatan Kawai XVI Kabupaten setempat.
Majelis Mubahatsah akan membahas kajian kitab Mahal Jilid I dan Ghayah Usal Masalik i'lat sambungan bab Hadats. Acara ini juga bisa diakses melalui live streaming via fanpage Facebook resmi Tgk H M Yusuf A Wahab.(Al Fadhal)
Langganan:
Postingan (Atom)
Social Media Icons