Tu Sop Serahkan Rumah Permanen Untuk Janda Miskin Aceh Timur
Gerakan filantrophy Barisan Muda Ummat (BMU) pusat menyerahkan satu unit rumah permanen untuk Ibu Rosnita M Yusuf (33) janda miskin warga Gampong Blang Batee Kecamatan Peureulak Kota Kabupaten Aceh Timur.
Proses penyerahan kunci rumah dengan kode BMU-WPU 053 diserahkan langsung oleh Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau Tu Sop yang disaksikan oleh Perwakilan Muspika Peureulak Kota, Keuchiek, Perangkat Desa dan Tokoh masyarakat setempat pada Selasa, (23/06/2020).
Seperti yang disampaikan Humas BMU Al Fadhal dalam siaran pers menyebut Rosnita merupakan seorang janda miskin memiliki dua orang anak yang masih belia masing-masing Rama Fitriyani (8), dan Ahmad Dhaman Huri (5). Saat ini menempati rumah berukuran 2x3 berlantai tanah, pintu plastik hitam, berdinding pelepah dan atap daun rumbia. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya Ibu Rosnita mencari upah sebagai pencuci pakaian di rumah warga dengan pendapatan 300 ribu rupiah per bulan.
Ketua Umum BMU pusat Tgk M. Yusuf Nasir yang biasa dikenal dengan sebutan Abiya Jeunieb disela-sela acara berlangsung menyebut BMU kini mulai membangun rumah permanen, berbeda dari rumah-rumah BMU sebelumnya dan biayanya juga akan bertambah.
Adapun donasi untuk rumah tersebut mulai dibuka pada 18-25 Maret 2020 selama 7 hari, dana yang masuk mencapai 67. 915. 400 rupiah dari 345 orang donatur. Sedangkan realisasi anggaran 51. 366.000, rupiah belum termasuk biaya meteran dan instalasi listrik, sementara sisanya 16.549.400 rupiah akan digunakan untuk pembangunan rumah selanjutnya.
"terima kasih kepada DPD BMU Aceh Timur, Tgk Saiful dkk yang telah menyelesaikan pembangunan rumah, dan juga kepada Tgk Junaidi mewakili BMU-WPU perwakilan Malaysia yang melihat langsung penyerahan kunci serta kepada seluruh para donatur dan semua pihak didalam maupun diluar negeri yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini,". Kata Abiya Jeunieb.
Sementara itu Imam Besar BMU Tu Sop dalam tausiahnya menyebut bukan sebuah bangunan yang tercapai dari aksi gerakan ini, hal yang terbaik dan paling berharga dari gerakan membangun sebuah rumah adalah terbentuknya perilaku sosial saling peduli antar sesama.
"Kita sadari bahwa kehidupan kita saat ini berada pada generasi dimana tatanan sosial menjadi rusak dan hancur, dan juga kita hidup di suatu masa dimana seakan-akan hidup hanya untuk menerima bukan memberi, hal ini bertentangan dengan moral dan akhlak yang diperjuangkan oleh Rasulullah saw dalam agama,". Terang Tu Sop yang juga Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA).
Diakhir tausiahnya Tu Sop menjelaskan tatanan sosial yang dibangun orang Aceh dimasa kesultanan yang warisi oleh generasi hingga awal kemerdekaan RI, mereka kompak dan berhasil membuat nama "Aceh Daerah Modal". Hal ini tidak terlepas dari kekompakan dan tatanan sosial mereka berdasarkan nilai-nilai agama.
"Maka pergerakan BMU sebenarnya fisik dari konsekuensi keberhasilan membangun rasa peduli antar sesama. Oleh karena itu, inti dari kehidupan menurut konsep perjuangan agama adalah berbuat baik terhadap orang lain. Selama kita belum mampu berbuat baik terhadap orang lain, maka kita belum mempunyai arti kehidupan dimata agama,". Jelas Tu Sop yang juga Dewan Pembina Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI). AL Fadhal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar