Tu Sop mengisi pengajian di geuleumpang Tiga, Pidie, 20 Oktober 2017 |
Bireieun – Sehubungan dengan peringatan Hari Santri
Nasional 22 Oktober, ulama muda Aceh, Tgk H. Muhammad Yusuf A. Wahab yang akrab
disapa Tu Sop Jeunieb mengajak para santri untuk terus menyampaikan kebenaran. Sebab,
kata Tu Sop, secara umum, kelemahan terbesar
para pelaku kebenaran dewasa ini adalah kekalahan mereka dalam menguasai opini
publik.
“Hari ini di dunia
global terjadi phobia Islam di berbagai negara. Ini terjadi karena lemahnya
arus dakwah yang dilakukan oleh umat Islam. Jauh lebih lemah dari “dakwah”
mereka yang phobia terhadap Islam. Di sinilah diperlukannya peran santri untuk
terus menyuarakan kebenaran dalam setiap ruang sehingga kebenaran menjadi opini
publik, “ ujar pimpinan Dayah Babussalam
Jeunieb Bireuen ini.
Tu Sop menjelaskan, saat
Nabi Muhammad Saw meminta ummat untuk ‘sampaikan kebenaran walau hanya satu
ayat’, maka lihatlah di masa itu bagaimana para sahabat setelah mendengar satu nasihat
dari Rasulullah Saw, semuanya bergerak menyampaikan. Maka kemudian kebenaran menjadi opini publik
karena sebuah kebenaran dari Rasulullah Saw disampaikan secara massif oleh semua
sahabat.
“Maka begitu juga hari
ini, kalau para santri terus menyuarakan kebenaran, maka kebenaran juga akan
menjadi publik. Begitu sebaliknya, kebenaran akan dianggap kebatilan jika para santri
mendiamkannya, “ ujar Tu Sop.
Tu Sop menambahkan, setiap
aliran atau pemikiran yang tersampaikan secara merata akan menenggelamkan
aliran yang lebih lemah jangkauannya. Jika pemikiran yang tersebar meluas itu adalah
batil, maka akan terjadi pembenaran publik karena kemampuannya memperdengarkan
dan menyampaikan ke kalangan yang lebih luas dan merata.
Tu Sop juga menerangkan,
kebenaran yang tidak tersampaikan secara merata akan tenggelam dan hancur oleh
kebatilan yang tersampaikan secara meluas dalam semua lapisan dan kawasan.
“Nilai-nilai kebenaran
yang ada pada santri yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah Saw dan sahabat,
dia akan terdegradasi oleh aliran-aliran atau pemikiran yang menyimpang dimana
dalam penyampaiannya lebih cepat dan lebih luas jangkauannya dan lebih
sistematis. Akibatnya, kebenaran yang diwariskan dalam dunia santri akan
menjadi tenggelam bukan karena dia tidak benar dan tidak baik sehingga dituduh
eklusif, tetapi oleh sebab lemah di dalam strategi dakwah dan pembentukan opini
publik, “ kata Tu Sop.
Intinya, kata Tu Sop, kalau
pelaku kebenaran diam, maka yang terjadi adalah kebenaran itu akan dikesankan
sebagai kebatilan. Tu Sop juga
menerangkan, ada dua hal yang perlu diperhatikan secara seimbang dalam mempertahankan
nilai-nilai Ahlusunnah wal Jama’ah. Pertama,
kajian tentang bagaimana mempertahankan kebenaran Islam yang disampaikan oleh
Rasulullah Saw, jangan dimasuki oleh bid’ah dan sesuatu yang tidak dikehendaki
oleh Alquran dan Sunnah. Kedua,
bagaimana strategi Rasulullah Saw dan para sahabat dalam mendakwahkan kebenaran
tersebut.
Namun demikian, kata Tu
Sop, penyampaikan kebenaran oleh para santri juga harus memenuhi aspek hikmah, mau’idhah hasanah, dan mujadalah dengan cara yang ahsan (terbaik), proporsional (sesuai
dengan kebutuhan publik) dan professional.
“Artinya, sampaikan
argumentasi Islam dengan cara-cara yang terbaik sehingga kebenaran bisa
diterima dan menjadi opini publik, “ pungkas Tu Sop.[zul]
subhanallah..semoga ayah sop selalu dalam lindungan Allah SWT,.
BalasHapus