Banda Aceh – Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita bersama –
sama ikut berjuang sesuai kemampuan masing – masing dalam mendukung
saudara kita yang sedang mengalami penindasan di bumi Palestina. Untuk
itu sudah sepatutnya muslim di Indonesia khususnya Aceh untuk mendukung
perjuangan saudara seiman kita serta mengecam penjajah zionis Israel.
Hal
tersebut disampaikan ulama muda Aceh Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab
(Tusop) saat menyampaikan orasi pada Tabligh Akbar Aceh untuk Peduli
Palestina, Minggu (7/8/2017) di halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda
Aceh.
Tu Sop mengatakan bahwa umat Islam harus bersatu padu, jangan
menjadikan predikat muslim yang ada pada diri orang Islam menjadi
beban, karena muslim itu bersaudara, luka mereka juga luka muslim
lainnya.
“Saya mengibaratkan orang yang terbebani itu seperti
orang yang di berikan sepeda motor namun tidak tahu fungsi dan kegunaan
kenderaan tersebut. Padahal kalau kita tahu maka kita tinggal hidupkan
lalu berangkat, tapi bagi yang tidak tahu kegunaannya pasti berfikir
barang ini saya tarik atau saya panggul di bahu,” ujarnya.
Pimpinan
Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb Kabupaten Bireuen ini juga
mengingatkan bahwa tragedi yang terjadi di Palestina bukan hanya
keprihatinan muslim saja, namun dari sisi kemanusiaan sangat penting
untuk diberikan bantuan.
“Sebagai manusia saja sudah kewajiban untuk membantu mereka. Apalagi sebagai pribadi muslim,” ujar Tu Sop dalam orasinya.
Acara
tablig Aceh untuk Palestina yang digelar di Masjid Raya Baiturrahman
(MRB), Banda Aceh, Minggu (6/8/2017) ini dibuka oleh dibuka Wakil
Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah MT karena Gubernur Aceh, drh Irwandi
Yusuf MSc sedang berada di Moskow dalam rangka kunjungan kerja.
Selain
diikuti ribuan masyarakat dari berbagai elemen acara tablig Akbar ini
juga dihadiri sejumlah Tokoh dan ulama Aceh diantaranya Rektor
Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim MA,
Wakil Ketua Majlis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk H Faisal Ali,
Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab, Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman,
Walikota Banda Aceh Aminullah Usman, Rafly Kande,dan istri Gubernur Aceh
Ibu Darwati A Gani. Selanjutnya turut hadir sejumlah kepala SKPA,
anggota DPRA, serta sejumlah tokoh penting lainnya.
Walau sempat
turun hujan rintik namun acara yang dimulai usai sholat Subuh tersebut
diikuti dengan penuh antusiasme dari para jamaah dan peserta tablig.
Dari amatan aceHTrend sejumlah santri dan santriwati dari berbagai dayah
di Aceh berbaur dengan masyarakat yang berpakaian dominan putih dan
memakai ikat kepala serta membawa bendera Palestina.[]
Sumber: Aceh Trend
Sumber: KBA One
Diam Saat Umat Islam Dibantai, Ulama Aceh: Tanyakan Iman ke Diri Masing-masing
Ulama Aceh M Tgk
H. M. Yusuf A Wahab mengaku tak dapat
menyembunyikan rasa haru. Hatinya sangat tersentuh menyaksikan kehadiran
masyarakat dalam aksi solidaritas Dari Aceh untuk Palestina di Masjid Raya
Baiturrahman, Ahad, 6 Agustus 2017.
“Anda bangun di
saat orang lain tidur. Anda bergerak di saat orang lain diam. Semoga Allah
membalasnya,” kata Tgk H. M. Yusuf .
Menurut Tgk H.
M. Yusuf , seorang yang beriman tidak akan mengingkari keberadaan saudaranya,
muslim yang lain. Sebagai manusia yang dilahirkan jauh dari Nabi Muhammad saw,
banyak tantangan yang harus dihadapi.
“Kita hidup di
zaman generasi muslim yg tidak sepakat dengan Islam. Bahkan, sebagian menjadi
bagian dari musuh Islam dan menghancurkan Islam,” kata Tgk H. M. Yusuf . Di
masa kehidupan Muhammad saw, umat Islam bersatu tanpa sekat kesukuan.
Dan kini, musuh
menghancurkan Islam melalui pola pikir kita. Mereka merusak muslim dengan
membesar-besarkan perbedaan. Peristiwa yang terjadi di Palestina, kata Tgk H.
M. Yusuf , harusnya menjadi iktibar; pembelajaran yang sangat berharga.
Tgk H. M. Yusuf
juga mengingatkan bahwa di masa
penjajahan Belanda, musuh yang ditakuti adalah muslim di Sumatera. Sama seperti
Spanyol saat berhadapan dengan muslim di Moro, Filipina.
Palestina, kata Tgk H. M. Yusuf , tengah dizalimi. Masjidnya dirampas. Pertanyaan yang harusnya ditanyakan ke diri masing-masing adalah, “apakah kita hanya diam? Ke mana kecintaan kita kepada sesama umat Islam? Ke mana iman kita? Ke mana Islam kita? Apakah kita melahirkan anak untuk dijajah?”
Palestina, kata Tgk H. M. Yusuf , tengah dizalimi. Masjidnya dirampas. Pertanyaan yang harusnya ditanyakan ke diri masing-masing adalah, “apakah kita hanya diam? Ke mana kecintaan kita kepada sesama umat Islam? Ke mana iman kita? Ke mana Islam kita? Apakah kita melahirkan anak untuk dijajah?”
Muslim yang
diam menyaksikan kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina pantas
mempertanyakan kepada dirinya sendiri kadar keimanannya. Mereka yang diam, kata
Tgk H. M. Yusuf , memadamkan semangat Islam
“Jangankan sebagai muslim, sebagai manusia saja kalau kita lihat di Palestina
anak-anak ditembak dan dibunuh kita harus bangkit.”
Tgk H. M. Yusuf
juga meminta masyarakat Islam memiliki
rencana sendiri. Dia juga mengingatkan agar muslim tidak dicap sebagai momok.
“Mari didik anak-anak kita menjadi pejuang Islam. Kita harus kembali mengikuti kecerdasan pendahulu kita, menjadi bangsa berpengaruh dan mewarnai dunia. Bukan sebaliknya,” kata Tgk H. M. Yusuf .
“Mari didik anak-anak kita menjadi pejuang Islam. Kita harus kembali mengikuti kecerdasan pendahulu kita, menjadi bangsa berpengaruh dan mewarnai dunia. Bukan sebaliknya,” kata Tgk H. M. Yusuf .
Membela orang
terzalimi itu bagian orang Islam. Hal itu tak cukup hanya berzikir di masjid. Tgk
H. M. Yusuf mengingatkan umat Islam
untuk memperkuatkan Islam dan ekonomi Islam. “Kita harus mempersiapkan diri,
jangan sampai kita menjadi mangsa bagi negara lain,”
Tausiyah ulama Aceh ini ditutup dengan pembacaan Syair Palestine oleh budayawan asal Aceh, Rafly Kande.
Tausiyah ulama Aceh ini ditutup dengan pembacaan Syair Palestine oleh budayawan asal Aceh, Rafly Kande.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar