Tusop.com | Dalam interaksi keseharian dengan keluarga, teman, jiran, relasi atau orang-orang sekitar, siapa yang tak pernah terjebak dosa? Nyaris semua orang pernah tersilat lidah, tersalah sikap atau terlanjur kata. Ya, nyaris semua orang. Namun yang membedakan, orang bijak akan bersegera intropeksi diri. Sementara orang sombong akan mencari beribu alasan untuk bersembunyi dari kesalahannya.
Berani mengakui kesalahan adalah ciri kebesaran jiwa dan berani minta maaf adalah ciri kemulian jiwa. Sebab orang mulia, tidak akan bertahan dalam kenistaan dengan alasan apapun. Tapi lantas bangkit dari keterpurukan untuk menata masa depan yang lebih baik. Sementara pengecut akan terus mencari alasan untuk melakukan pembenaran-pembenaran atas kesalahan. Sebab dalam pandangan pengecut, mengakui kesalahan adalah keaiban dan minta maaf atas kesalahan adalah suatu kehinaan. Sehingga pantas saja, pengecut takkan pernah bangkit.
Oleh karena demikian, saat terlanjut menyakiti hati saudara sesama muslim, cepat-cepat minta maaf. Jangan gengsi. Karena minta maaf bukan pekerjaan hina yang meruntuhkan wibawa. Minta maaf takkan membuat kita rendah. Malah membuat kita mulia. Mulai dimata Allah, juga mulia dimata orang yang kita mintai kemaafannya.
Betapa tidak, saat orang lain mengakui kesalahannya pada kita lantas minta maaf, apakah kita memandangnya hina? Tidak bukan? Ya, tidak. Malah justru kita melihatnya sebagai sosok yang mulia. Lalu mengapa kita sungkan minta maaf? (admin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar