Tu Sop sedang menyampaikan ceramah nuzulul quran di Kemenag Prov Aceh, 2014 |
Hidup tidak selamanya berjalan seindah yang diharapkan. Keluh-kesah, suka-duka, senang-susah dan tangis-tawa silih berganti datang dan pergi dalam kehidupan setiap anak manusia. Kadang kala rasa bahagia hinggap menghadirkan senyum ceria. Kadang kala rasa sedih menyapa menyisakan tangis dan air mata. Itu semua biasa. Setiap orang juga pernah merasakan hal yang sama.
Keluh kesah dalam hidup itu sejujurnya ibarat riak di samudra. Tanpa riak-riak yang beralun itu laut terlihat menoton. Tidak indah dipandang mata. Keluh kesah dalam hidup itu ibarat bukit-bukit di dataran. Tanpa bukit-bukit yang menjulang itu dataran terlihat lesu tanpa ada panorama alam yang menyejukkan mata. Ya. Keluh kesah dalam hidup itulah sejujurnya membuat hidup indah-berliku. Tidak menoton. Tidak pula kaku ibarat batu-bata yang seragam besaran dan warnanya.
Namun benar adanya bahwa ketika kenyataan wujud tak sesuai harapan, kita harus mengelus dada, menahan luka. Tetapi sejatinya itu hanya soal persepsi semata. Ya. Hanya soal persepsi. Dimana kita belum mampu melihat warna-warna indah dibalik luka. Sebagaimana dibalik mendung yang gelap tersimpan pelangi yang begitu indah. Indah sekali. Hanya saja tinggal menunggu waktu ianya akan tiba.
Untuk menunggu tibanya keindahan inilah dibutuhkan ketegaran jiwa. Ketegaran untuk menghadapi cobaan dengan senyum. Senyum sumringah yang lahir dari keterlena-an memandang warna-warni indah dibalik cobaan yang memang terlihat suram. Orang-orang yang tegar jiwanya tidak akan terbebani dengan cobaan karena ia paham bahwa untuk mendapatkan pundi-pundi pahala sabar mesti melalui jalan cobaan. Bukankah pahala sabar itu cukup menggiurkan? Tanpa cobaan pahala itu tidak mungkin digenggam.
Dan sesungguhnya, ketika kenyataan tak sesuai harapan, kita patut melihat diri sendiri dengan teliti hingga mendapati bahwa kita sebagai manusia adalah makhluk yang lemah dengan segala keterbatasan. Kita hanya dapat melihat yang dhahir. Selebihnya kita hanya menerka-nerka. Sementara Allah swt Maha Mengetahui. Tentu apa yang ditakdirkan Allah itu yang terbaik buat kita. Walaupun terkadang sulit mendapatinya dan bisa mengakuinya seketika.
Allah swt berfirman: "“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” (Qs. Al-Baqarah : 216) [Admin tusop.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar