Oleh karena itu, kata Tu Sop, kemajuan dan kekuatan sebuah
bangsa sangat ditentukan dan yang paling bertanggung jawab nomor satu adalah lembaga
politik dan pemerintahan.
"Kami hadir mencalonkan diri dalam Pilkada Bireuen
karena kita sadar bahwa kita hidup di era globalisasi. Zaman dimana kita digilas
oleh kapitalisme dan neo-kolonialisme modern. Yang kuat akan menggilas yang
lemah, yang cepat akan menggilas yang lambat. Dan oleh karena itu, kami sadar
bahwa kemajuan dan kekuatan sebuah bangsa sangat ditentukan dan yang paling
bertanggung jawab adalah lembaga politik dan pemerintahan. Dan untuk tujuan
inilah kami hadir, “ tegas Tu Sop.
Maka oleh karena itu, sambung Tu Sop lagi, memperbaiki
politik dan pemerintahan kita, maka secara visi misi kita perlu lakukan
inovasi-inovasi dalam percapatan dalam penanganan semua persoalan, kalah cepat
dalam menangani semua persoalan akan cepat kalah dalam persaingan global.
“Kami akan memperbaiki kultur birokrasi dan kinerja PNS.
Mengentaskan kemiskinan dan kesenangan sosial. Membuka lepangan kerja seluas-luasnya
untuk memberi lapangan kerja bagi warga Bireuen, serta mempercepat pembangunan Infrstruktur
ekonomi untuk meningkatkan produksi ekonomi rakyat dan negara.
Namun di balik itu, kata Tu Sop lagi, hal yang paling utama
adalah mengatasi problem dekadensi moral. Sebab kata Tu Sop, kita tahu konsep
dan perencanaan sebaik apapun akan gagal jika idak mampu mengintegrasikan nilai
moral Islam dalam semua aspek kehidupan.
Sementara saat diberikan waktu untuk bertanya saat sesi
tanya jawab, Tu Sop mengatakan, sebenarnya ia tidak ingin bertanya untuk menghindari
ketersinggungan teman-teman. Sebab, menurut Tu Sop, kalau pertanyaan sulit akan
menjatuhkan, tapi kalau mudah bisa beliau jawab sendiri.
“Tapi begini saja, bagaimana untuk Bireuen ke depan. Siapapun
yang akan menang kita siap bergabung dan bersatu tanpa ada dendam atau terluka
di antara kita “ ujar Tu Sop lagi.
Sementara itu, saat pasangan no urut 5 bertanya tentang
budaya politik yang sehat kepada Tu Sop, Tus Sop menjawab, budaya politik yang
bagus itu disaat kita bisa bisa menghancurkan permusuhan tanpa ada musuh musuh
yang hancur. Menghancurkan perselisihan tanpa ada kehancuran bagi yang berselisih,
mampu menjadikan musuh menjadi teman.
“Kita sebenarnya adalah umat Nabi Muhammad Saw yang fungsinya
adalah akhlak dan moral. Jangan sampai kita karena perpolitikan menghancurkan
kesatuan dan kekompakan kita. Kita bersaing bukan bermusuhan. Kemenangan
sebenarnya adalah ketika kita mampu memenangkan rakyat kita dalam persiangan
global, bukan saat mampu memenangkan diri kita hanya sampai kepada jabatan,
sementara nasib rakyat masih terlunta-lunta, “ ujar Tu Sop.
Oleh sebab itu, di akhir kesempatan Tu Sop mengajak
semuanya untuk berpolitik dalam paradigma baru yang tidak bebas nilai. Yaitu
politik dimana Islam harus terintegrasi dalam setiap perilaku dan sikap, dalam
setiap waktu dan semua aspek kehidupan.[bahri/admin]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar