Bireuen – Calon Bupati Bireuen
periode 2017-2022 Tgk H. M. Yusuf Abdul Wahab (Tu Sop) no urut 3 yang berpasangan dengan
dr Purnama Setiabudi kembali menyampaikan orasi politiknya. Kali ini Tu Sop menyampaikan
orasi politiknya di Gampong Meunasah Tunong, Kecamatan Peudada, Kabupaten
Bireuen. Senin, 30 Januari 2017.
Dalam orasinya, Tu Sop menyampaikan, apabila
rakyat ini salah dalam berpolitik akan jadi malapetaka untuk anak generasi kita
di masa depan, maka kita jangan tertidur, sama-sama harus tau apa yang akan
kita hadapi kedepan. Hari ini, kata Tu Sop, persoalan kita hari ini bukan siapa yang jadi
Bupati Bireuen ke depan. Seandainya tidak ada Tu Sop Bupati itu tetap ada.
Akan
tetapi, kata Tu Sop, yang penting malam ini kita harus mengerti bagaimana cara
berpolitik yang sesuai dengan ilmu dan syari'at Islam agar berpolitik kita
tidak menumpuk dosa. Dan bagaimana disaat pikiran dan tenaga kita kerahkan
untuk berpotik agar dapat pahala. Sebab,
kata Tu Sop, orang beriman itu cinta pahala dan benci dosa dan maksiat.
“Yang penting malam ini tumbuh
kesadaran baru, di Jakarta PKI mulai bangkit kembali. Maka saya terharu saat
mendengar Abu Kuta Krueng mendo'akan kemenangan kami. Beliau sudah sangat mengerti
bahwa PKI mulai bangkit. seolah-olah beliau tahu bagaimana jeritan batin hati
Tu Sop ini, “ ujar Tu Sop.
Tu Sop juga kembali menegaskan, mungkin
hari ini banyak yang bertanya kenapa Tu Sop maju mencalonkan diri sebagai Bupati
Bireuen. Menurut Tu Sop, beliau saya
sudah cukup alasan untuk terlibat dalam Politik dan mengikuti Pilkada Bireuen.
“Empat tahun saya masuk dalam anatomi
pemerintahan saya sudah tau bagaimana dimana sebenenarnya kelemahan para
penguasa dan pengambil kebijakan di negeri ini. Sebenarnya Aceh itu bukan tidak
ada orang cerdas, tapi negeri kita miskin orang baik dan miskin pecinta
kebaikan. Maka selama yang saya lakukan ini ada nilai ibadah dan tidak bersalah
dengan aturan negara, saya tidak akan berhenti
untuk terus saya sampaikan dakwah ini, “ kata Tu Sop menjelaskan.
Tu Sop menambahkan, ketika saya hadir,
entah ada yang terganggu sehingga ramai-ramai mengumpat dan memfitnah Tu Sop. Mereka
bikin panggung, ajak masyarakat dan sewa pendakwah hanya untuk memfitnah dan
mengumpat Tu Sop - dr Pur.
“Saya rasanya tersenyum kok ada
pendakwah naik panggung mengumpat dihadapan pendengar. Entah kitab apa yang
beliau pelajari. Entah ilmu dari mana yang dia dapatkan. Maka saya hanya ingin
berpesan kepada kita semua, hindari mengumpat dan fitnah. Dan jika orang lain
mengumpat kita, maka tugas kita sabar dan mengambil pahala, “ ujar Tu Sop.
Tu Sop menambahkan, sebenarnya sudah
dari dulu beliau berfikir bagaimana bangsa ini harus kuat, ekonominya harus
bangkit. Maka Tu Sop berfikir membangun ekonomi jaringan lewat YADARA.
“Sekalipun hari ini saya pun dituduh
makan uang YADARA. Na'uzubillah. Jumlah saham YADARA yang terkumpul dari
awal sebanyak 1,8 M, dan hingga hari ini aset YADARA mendapai 7 M. Tetapi harus
kita sadari semua firnah ini hanya untuk menghalangi Tu Sop. Kita semua tetap
pada garis-garis ilmu, dalam keadaan bagaimanapun harus takut dosa.
berpolitiklah yang berPahala dan mengundang rahmat Allah Swt, “ pungkas Tu Sop.
[bahri/admin]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar