Bireuen – Saat menyampaikan orasi
politik di Lapangan Pulo Gisa Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Tgk. H.
M. Yusuf Abdul Wahab (Tu Sop) yang berpasangan dengan dr Purnama mengatakan, hari
ini kita harus membuka pola pikir agar semua kita tidak terjebak dalam
politik-politik kotor. Tidak termakan dengan politik fitnah dan adudomba. Hari ini
saya diserang. Ada yang katakan untuk apa Tu Sop berkecimpung dalam dunia
politik. Tidak cocok orang-orang baik ke dunia politik. Kata Tu Sop lagi, juga
ada yang katakan Tu Sop itu orang jahat.
“Jadi saya bingung, entah mana yang
benar. Apakah saya benar orang baik atau jahat. Tetapi yang intinya semua
isu-isu yang berkembang adalah untuk menghadang Tu Sop maju di Pikada Bireuen, “
ujar Tu Sop menjelaskan dihadapan ribuan masyarakat yang hadir, Kamis, 27 Januari 2017.
Tu Sop menjelaskan, aneh politik hari
ini. untuk menghadang Tu Sop berbagai macam pola pikir politisi terbaca. Ada yang
katakana begini, Tu Sop itu kan ulama, negeri ini berdasarkan Pancasila dan UUD
45, bukan berdasar Al-Qur'an dan hadis. Jadi sudah sangat lucu, karena mendapat
jabatan berbagai macam cara disampaikan untuk pembodohan rakyat.
“Jadi saya jawab jika negara ini bukan
Al-Qur'an dan Hadist apakah mesti berdasarkan Injil ? Jika ingin berpolitik
mari berpolitik secara cerdas. Jangan sampai dimusim politik hanya untuk
membodoh-modohi rakyat, mengumpat dan memfitnah. Seolah-seolah di musim politik
dosa itu sudah hal biasa, “ kata Tu Sop lagi.
Tu Sop menambahkan, beliau siap
berdialog dengan siapa saja. bagaimana cara perpolitikan yang sebenarnya. Kata
Tusop, Saya maju di Pilkada Bireuen mencalonkan diri sebagai Bupati hanya
sebagai instrument. Banyak strategi ke depan harus kita rencanakan. Maka pada
kesempatan ini saya ingin mengajak hadirin sekalian supaya menjadi
tentara-tentara yang memperjuangkan kebaikan.
Menurut Tu Sop, di setiap kesempatan ia
selalu berpesan kepada tim dan simpatisan, bahwa kita tetap berada digaris
ilmu. Jangan mengumpat dan memfitnah jika orang lain menfitnah kita tugas kita
hanya sabar, dengan banyak orang yang fitnah kita berarti Allah telah membuka
bagi kita jalan untuk tambahan amal dan fahala, tugas kita hanya sabar. Tujuan
kita jangan terlupakan bahwa arus kebaikan dan perbaikan harus semakin kuat.
Disempatan ini saya katakan jika pergerakan ini ada nilai-nilai kebaikan mari
sama-sama kita perjuangkan.
“Selama lidah saya ini masih bisa
bergerak kebaikan ini akan terus saya katakan, maka saya pesan kepada guru-guru
pengajian mari kita mengajar politik untuk rakyat, sehingga kejahilan politik
tutup toko di negeri kita. Kita Ahlussunnah Waljama'ah semua sepakat
bahwa ilmu yang kita pelajari silsilahnya sampai ke Rasulullah SAW, tetapi
kenapa disaat berpolitik silsilahnya justru merujuk pada Snouck Hugronje yang
memisahkan agama dengan politik, “ ujar Tu Sop.
Maka, kata Tu Sop lagi, saya berpesan
jika pergerakan ini sudah cocok mari kita sampaikan kepada yang lain, dan
wasiat pada anak cucu kita bagaimaca politik yang benar yang sesuai dengan
agama dan ilmu.
“Akhirnya khusus untuk para tim,
jangan mengumpat, jangan memfitnah, kita harus takut dosa, maafkan mereka yang
caci kita, do'akan semoga Allah mengampuni dosa mereka, do'akan semoga Allah
memberi hidayah untuk mereka, kita hanya bisa berharap semoga Allah memberi
petunjuk untuk mereka, karena kita yakin setiap orang punya kesempatan jadi
orang baik. Walau sejahat apapun mereka, semoga mereka juga menjadi teman kita,
dalam politik ini tidak ada musuh yang ada hanya persaingan, saingan ini pun
sebentar lagi selesai, “ pungkas Tu Sop. [bahri/admin]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar