Sabtu, 03 September 2016

Tu Sop: Perbaikan Bermula Dari “Men-dayah-kan Masyarakat”


Tusop.com |Secara sosio-kultural, rakyat Aceh memiliki darah cinta kebaikan yang cukup kental. Sejahat apapun orang Aceh, mereka tetap mencintai kebaikan dan mengakuinya sebagai nilai idealis yang semestinya diaktualisasikan dalam keseharian walaupun terkadang secara personal nilai itu gagal diwujudkan dalam sikap dan perilakunya karena berbagai alasan. Darah cinta kebaikan ini sejatinya adalah potensi besar yang jika mampu terkelola dengan baik akan melahirkan kekuatan besar untuk menuju Aceh yang baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur.

Demikian pesan yang disampikan Tgk H. Muhammad Yusuf Abdul Wahab atau biasa disapa Tu Sop, pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah, Jeunieb, Kabupaten Bireuen dalam pengajian rutin kitab Ihya Ulumuddin yang disiarkan dari frekuensi radio Yadara FM, 92,8 Mhz, Jeunieb, Sabtu, 3/9.
“Di dalam tubuh orang Aceh mengalir darah-darah pecinta dan pejuang kebaikan. Para pendahulu Aceh adalah orang-orang yang siap mengorbankan apapun untuk mempertahan panji-panji kebaikan tetap berkibar di bumi Serambi Mekah ini. Maka potensi ini jika mampu dikelola kembali dengan baik, kejayaan insya Allah akan menjadi sejarah baru bagi anak cucu kita” cetus Tu Sop dalam pengajiannya yang berdurasi 30 menit itu.

Namun Tu Sop memaparkan, virus-virus pengaruh globalisasi sudah terlalu liar menjangkiti pemikiran dan perilaku masyarakat Aceh. Sehingga pemikiran dan perilaku masyarakat kita cendrung secara perlahan bergeser dari nilai-nilai idealisme. Akhirnya masyarakat kita terjebak dalam pola kehidupan barat yang jauh bergeser dari pola yang diajarkan Rasulullah saw. Dan ‘serangan’ paling dahsyat menghantam akhlak dan moralitas masyarakat kita. Celakanya, bangsa yang tidak berdiri atas pondasi akhlak dan moralitas akan goyah dan sulit berkembang.

Maka oleh karena demikian, menurut Tu Sop, harus ada pergerakan-pergerakan idealis untuk bagaimana memperbaiki kembali tatanan kehidupan masyarakat kita gunu mempersiapkan bangsa ini sebagai bangsa yang layak maju dan berkembang. Perbaikan itu bisa dimulai dari bagaimana meneguhkan kembali nilai-nilai akhlak dan moralitas yang tinggi dengan memaksimalkan potensi naluri orang Aceh yang cinta kebaikan. Pergerakan idealis itu dalam istilah Tu Sop disebut dengan “men-dayah-kan masyarakat”.

“Harus diakui, dengan segala keterbatasan dan kelemahan yang ada, dayah adalah lembaga pendidikan yang konsisten meneguhkan nilai-nilai akhlak dan moralitas dalam masyarakatnya. Dan itu sudah teruji. Maka untuk ke depan, eksistensi nilai-nilai ke-dayahan ini harus mampu diwujudkan tidak hanya di lingkungan dayah semata, tetapi turut menjadi nilai yang menjadi khas masyarakat Aceh secara keseluruhan. Dalam konteks ke-Acehan, hal ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan karena orang Aceh memang memiliki darah cinta kebaikan. Hanya saja ini harus terkelola dengan baik. Sebab selama ini, masyarakat kita belum mendapat sentuhan penanganan yang cukup memadai. Tentu saja dalam hal ini butuh kerja keras, stategi dan pejuang-pejuang perbaikan yang militan serta kekuatan yang cukup”, lanjut sosok ulama yang juga ketua I Himpinan Ulama Dayah Aceh (HUDA) tersebut.

Men-dayah-kan masyarakat, menurut Tu Sop, adalah langkah awal untuk memulai perbaikan. Sebab persoalan besar Aceh hari ini bukan kekurangan sumbar daya alam (SDA) atau kekurangan orang-orang cerdas. Tetapi Aceh hari ini masih membutuhkan banyak orang-orang baik yang memiliki keikhlasan untuk mendayagunakan sumber daya yang ada bagi kemaslahatan masyarakat seluas-luasnya. Salah satu imbas dari degradasi akhlak dan moralitas adalah lahirnya orang-orang serakah yang menggunakan semua potensi yang dimilikinya semata-mata untuk memanjakan keserakahannya tanpa memikirkan bagaimana kedhaliman itu terus mengurung bangsa dan masyarakatnya dalam keterpurukan.

“Aceh tidak kekurangan sumberdaya alam. Aceh juga tidak kekurangan orang-orang cerdas. Aceh hanya butuh tambahan orang-orang baik dalam jumlah yang lebih besar untuk kembali ke era kejayaan”, tutup Tu Sop. (Admin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.