Tu Sop bersama Ustaz Yusuf Mansur sesaat menjelang Talkshow di Radio Yadara FM, 92,8 MHZ, Jeunieb, Kab. Bireuen pada Desember 2015. |
TUSOP.COM, BIREUEN – Haru bercampur ria. Begitulah kesan
yang terbaca dari wajah santri Dayah Babussalam Al-Aziziyah, Jeunieb, Kabupaten
Bireuen pada Selasa malam, 6/9/2016. Pasalnya, pada malam tersebut di dayah
yang dipimpin Tgk H. Muhammad Yusuf Abdul Wahab atau Tu Sop itu digelarnya seremonial
yang menandakan keesokan harinya aktivitas belajar-mengajar dihentikan
sementara untuk menyambut Hari Raya Idul Adha 1437 H.
Bagi para santri dayah, malam perpisahan adalah malam yang
haru dan menggembirakan. Mengapa tidak, mereka yang sehari-hari selalu berkutat
dengan hafalan, belajar membaca kitab gundul dan menghabiskan waktu di lingkungan
komplek dayah, berkesempatan untuk pulang kampung menikmati waktu bersama
keluarga. Dan nantinya setelah lebaran, mereka akan kembali ke komplek dan
berkutat dengan aktivitas ke-dayahan seperti biasa.
Dalam acara seremonial tersebut, Pimpinan Dayah Babussalam
Al-Aziziyah yang oleh para santri biasa disapa "Ayah" menyampaikan 3 pesan untuk
santri-santrinya. 3 pesan ini beliau harap menjadi mutiara yang berharga untuk
dijadikan pedoman dalam hidup.
Pertama, beliau menitipkan salam banga untuk orang tua
santri-santri. Dimana mereka sudah memilih dayah sebagai tempat yang tepat
untuk anak-anaknya.
“Orang tua kalian adalah orang tua yang hebat. Keberadaan
kalian di dayah hari ini adalah cerminan dari kearifan ayah dan ibu kalian. Maka bersyukurlah”,
ujar Tu Sop.
Kedua, beliau mengingatkan santri-santrinya untuk istiqamah
dengan serangkaian kegiatan dan rutinitas yang dilakukan di dayah walaupun
sudah pulang ke kampung.
“Nak, selama di dayah, engkau rutin beramal di mushalla,
membaca yasin, surat al-waqiah, surah al-kahfi teruskan amal itu walaupun kalian
sudah berada di kampungmu masing-masing”, sambung Tu Sop.
Ketiga, beliau mengingatkan para santri akan penting dan
berharganya ilmu pengetahuan agama. Beliau berharap para santri mengerahkan
segala kemampuan dan memfokuskan konsentrasinya untuk memperkaya diri dengan
butiran-butiran ilmu yang bersumber dari Allah yang diturunkan kepada
Rasulullah saw melalui perantara malaikar Jibril.
“Anak-anakku, ingatlah, ilmu itu ibarat permata. Kemanapun dibawa
ia akan senantiasa berharga. Jika kalian memiliki ilmu kalian akan menjadi
orang-orang yang bernilai”, tutup sosok yang pernah bermukim di jazirah Arab
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar