Kamis, 08 September 2016

3 Pesan Tu Sop Untuk Santrinya

Tu Sop bersama Ustaz Yusuf Mansur sesaat menjelang Talkshow di Radio Yadara FM, 92,8 MHZ, Jeunieb, Kab. Bireuen pada Desember 2015.

TUSOP.COM, BIREUEN – Haru bercampur ria. Begitulah kesan yang terbaca dari wajah santri Dayah Babussalam Al-Aziziyah, Jeunieb, Kabupaten Bireuen pada Selasa malam, 6/9/2016. Pasalnya, pada malam tersebut di dayah yang dipimpin Tgk H. Muhammad Yusuf Abdul Wahab atau Tu Sop itu digelarnya seremonial yang menandakan keesokan harinya aktivitas belajar-mengajar dihentikan sementara untuk menyambut Hari Raya Idul Adha 1437 H.

Bagi para santri dayah, malam perpisahan adalah malam yang haru dan menggembirakan. Mengapa tidak, mereka yang sehari-hari selalu berkutat dengan hafalan, belajar membaca kitab gundul dan menghabiskan waktu di lingkungan komplek dayah, berkesempatan untuk pulang kampung menikmati waktu bersama keluarga. Dan nantinya setelah lebaran, mereka akan kembali ke komplek dan berkutat dengan aktivitas ke-dayahan seperti biasa.

Dalam acara seremonial tersebut, Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah yang oleh para santri biasa disapa "Ayah" menyampaikan 3 pesan untuk santri-santrinya. 3 pesan ini beliau harap menjadi mutiara yang berharga untuk dijadikan pedoman dalam hidup.

Pertama, beliau menitipkan salam banga untuk orang tua santri-santri. Dimana mereka sudah memilih dayah sebagai tempat yang tepat untuk anak-anaknya.

“Orang tua kalian adalah orang tua yang hebat. Keberadaan kalian di dayah hari ini adalah cerminan dari kearifan ayah dan ibu kalian. Maka bersyukurlah”, ujar Tu Sop.

Kedua, beliau mengingatkan santri-santrinya untuk istiqamah dengan serangkaian kegiatan dan rutinitas yang dilakukan di dayah walaupun sudah pulang ke kampung.

“Nak, selama di dayah, engkau rutin beramal di mushalla, membaca yasin, surat al-waqiah, surah al-kahfi teruskan amal itu walaupun kalian sudah berada di kampungmu masing-masing”, sambung Tu Sop.

Ketiga, beliau mengingatkan para santri akan penting dan berharganya ilmu pengetahuan agama. Beliau berharap para santri mengerahkan segala kemampuan dan memfokuskan konsentrasinya untuk memperkaya diri dengan butiran-butiran ilmu yang bersumber dari Allah yang diturunkan kepada Rasulullah saw melalui perantara malaikar Jibril.


“Anak-anakku, ingatlah, ilmu itu ibarat permata. Kemanapun dibawa ia akan senantiasa berharga. Jika kalian memiliki ilmu kalian akan menjadi orang-orang yang bernilai”, tutup sosok yang pernah bermukim di jazirah Arab tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.