Rabu, 25 Mei 2016
Tusop Jeunieb: Pencalonan Saya Sebagai Bupati, Terserah Masyarakat
TUSOP.COM, BIREUEN - Polemik terkait keinginan, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab (Tusop Jeunieb) yang sebelumnya beredar kabar maju sebagai bakal calon (balon) Bupati Bireuen periode 2017-2022 ditanggapi dengan bijak.
Menurut Tusop yang juga pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb kepada GoAceh melalui seluler, Jumat ( 20/5/2016) sore mengatakan, pencalonan dirinya sebagai balon Bupati Bireuen merupakan keputusan masyarakat.
“Saya ingin sekali, kalau arah politik di Kabupaten Bireuen itu adalah politik yang santun. Saya mengajak masyarakat harus berprilaku bersih, dan tidak menjelek-jelekan satu sama lain. Sehingga masyarakat dalam menentukan pilihan terhadap calon Bupati Bireuen itu benar-benar memiliki karakter yang positif,” katanya.
Di samping itu, Tusop juga mengatakan, seorang kandidat Bupati Bireuen itu memerlukan konsep-konsep yang jelas, sehingga dalam menjalankan roda pemerintahan, memiliki sinergisitas yang sama.
“Kita harus memiliki persepsi yang sama, kita juga harus perpolitik cerdas, santun, bersih. Mari kita bersinergi memperbaiki politik yang terbaik, sehingga daerah lain dapat mencontohkan prilaku politik kita,” ajaknya.
Sambung Tusop, ini merupakan pesan untuk proses perbaikan politik di Bireuen agar lebih baik dan tidak terjadi pecah belah satu sama lain. “Dalam hal ini, pencalonan Bupati Bireuen tidak harus memaksa untuk memilih saya sebagai bupati. Siapapun Bupati Bireuen ke depan, maka harus tetap amanah, dan tidak mementingkan golongan dan pribadi,” pintanya.
Disinggung tentang peryataan Tgk H Muhammad Amin (Abu Tumin) Blang Bladeh dan Tgk H Hasanoel Bashry (Abu Mudi) Samalanga yang meminta agar tidak mencalonkan dirinya sebagai Bupati Bireuen.
Tusop Jeunieb mengatakan, menyangkut hal itu tidak perlu dibahas dalam media massa, sebab ini menyangkut masalah pribadi dan kekeluargaan atau masalah ayah dan anak serta guru dengan murid.
“Bila hal ini saya ikut menanggapinya, maka nantinya akan jadi polimik baru lagi di tengah-tengah masyarakat. Dalam pandangan atau motto saya, jika agama tidak hadir memperbaiki politik, maka politik itu akan menjadi fitnah besar bagi agama dan masa depan bangsa," tukas Tusop.
Untuk itu, perlu mengkaji kembali, agar dalam berpolitik perlu mengedepankan kebaikan, ketulusan, merangkaul semua kalangan dan tidak lagi mengangap 'politik itu kejam' tapi perlu diubah, kalau politik itu cerdas. (goaceh)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar