Pertama, Bagaimana
posisi dan peran ulama’ dalam berpolitik selalu menjadi perbincangan tanpa
henti baik di kalangan ulama’ sendiri maupun mereka yang terjun dalam arena
politik. Seperti perbincangan-perbincangan lainnya, isu ini menghasilkan dua
kelompok; mereka yang membolehkan ulama’ masuk dalam lingkungan politik praktis
agar dapat memberi warna yang baik, dan kelompok kedua yang berpendapat bahwa
sebaiknya ulama’ tidak terjun langsung dalam politik sehingga netralitas mereka
dapat terjaga. Masing-masing pendapat pasti mempunyai alasan dan bukti yang
menurut mereka dapat dijadikan sandaran penting dari pendapat tersebut.
Kedua, Shalat
berperan penting dalam memangun Aceh. Maka shalat itu setiap kita Ummat Islam
di Aceh sangat tergantung untuk menentukan pembangunan Aceh dengan tetap
menegakkan Shalat 5 waktu, bahkan Rasul bersabda shalat tiang Agama menegakkan
shalat sama menegakkan Agama dengan Agama tegak Negarapun Akan tegak.
Ketiga, Islam
itu, bukan hanya soal ibadah saja. Dengan itu tidak boleh disalahkan dikala
ulama mau memberi pengabdiannya yang lebih lagi untuk memperbaiki keadaan yang
telah terlalu rumit yang di hadapi ummat saat ini, khususnya di provinsi Aceh.
Keempat, Maka
tiada kebaikan, tanpa perbaikan. Ummat sedang terkatung-katung, dalam arus
kebathilan yang menghancurkan, bila tanpa pergerakan untuk memperkuat kembali
ke arah kebaikan, hingga umat akan tergulung dalam arus kehancuran. Maka tiada
kebaikan, tanpa perbaikan, sulit memperbaiki tanpa kekuatan. Saatnya ulama,
kita semua melakukan akan perbaikan ke arah yang benar melalui kekuatan, dengan
ilmu serta bimbinga Allah semata.
Kelima, Jika
Agama tidak hadir untuk memperbaiki politik, maka politik akan menjadi fitnah
besar terhadap Agama dan umat, maka saatnya kita memperhatikan dan menaruh
peran dalam memperbaikinya.
Keenam, Memperbaiki
semua yang bisa, tidak menunggu mesti mampu memperbaiki semua. Slogan semoga
untuk dapat kita ambil dan menjadi start awal untuk satu jalan memperbaiki akan
keterpurukan Agama dan Ummat. Hingga kita ada satu barisan dalam menentukan
jalan benar akan pilihan dunia dan Akhirat, yang sesuai sunnatullah yang telah
di ajarkan oleh para guru-guru kita yang terdahulu.
Ketujuh, Pembahasan
ilmu politik juga tidak lepas dari pemikiran dan ideologi yang berkembang saat
ini disamping juga memaparkan kaidah, model dan bentuk pemerintahan yang dianut
oleh banyak negara di dunia. Hal ini dapat dipahami karena ideologi memang
tidak akan pernah lepas dari karakteristik politik saat ini. [berita
disarikan dari situs www.huda.or.id]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar