BANDA ACEH - Pemimpin Dayah
Babussalam Al-Aziziyah, Jeunieb, Kabupaten Bireuen, Tgk H M Yusuf A Wahab
mengatakan, ada lima hal yang membuat seseorang muslim tidak akan selamat dalam
menjalani kehidupan di dunia. Ironisnya, kelima hal itu kini telah membelunggu
ummat Islam di dunia, termasuk di Aceh.
“Pertama, ummat Islam saat ini telah
dibelunggu oleh pemikiran yang hanya terfokus kepada kehidupan semata dan lupa
akan kematian,” ungkap Tgk M Yusuf (Tu Sop) dalam pengajian rutin Kaukus
Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), di Rumoh Aceh Kopi Luwak, Jeulingke,
Banda Aceh, Rabu (10/04/2013) malam.
Belunggu kedua, ujar Tu Sop, ummat Islam saat ini sangat
cinta dengan kehidupan dunia sehingga mulai lupa dengan kehidupan abadi di
akhirat. “Orang yang beriman itu harus menghindari dunia yang membelunggu
kehidupan. Silakan mencintai dunia, tapi jangan sampai membuat kita terbelunggu
sehingga lupa akan adanya kehidupan di akhirat kelak,” ujarnya.
Hal ketiga yang membuat seorang muslim
celaka adalah, hobi berbuat dosa-dosa dan lupa untuk bertaubat. “Banyak contoh
kita lihat akhir-akhir ini ummat Islam seakan sudah bangga dengan perbuatan
maksiat, sehingga semakin tenggelam dalam lembah dosa dan lupa untuk
bertaubat,” imbuhnya.
Ketua PC Nahdhatul Ulama (NU) Kabupaten
Bireuen ini menambahkan, hal keempat yang membelunggu ummat Islam saat ini
adalah kecintaan kepada pembangunan untuk kebanggaan di dunia, dan lupa
membangun kuburan. “Kita berusaha keras untuk membangun rumah mewah, istana
megah, dan fasilitas lainnya, tanpa sama sekali memikirkan untuk membangun
kuburan atau pintu itu untuk menuju kehidupan akhirat. Padahal, kehidupan kita
di dunia ini hanya sementara saja,” kata Tu Sop.
Yang terakhir, ummat Islam saat ini,
termasuk di Aceh, hanya fokus berinteraksi sesama makhluk, tapi lupa untuk
berintegrasi dengan Sang Khalik (Pencipta).
“Jadi, jika ingin selamat dalam menjalani
kehidupan di dunia ini, maka hindarilah kelima hal itu. Caranya adalah dengan
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Kita harus membuat dunia
ini sebagai lahan investasi akhirat. Semua perbuatan dan pekerjaan kita di
dunia ini harus bisa menjadi investasi untuk menjalani kehidupan di akhirat
kelak,” papar Tu Sop.
Dalam pengajian bertema “Pengintegrasian
nilai-nilai Islam ke dalam aspek kehidupan”, Tgk HM Yusuf A Wahab juga mengupas
panjang lebar tentang kondisi penerapan syariat Islam di Aceh, yang menurutnya
masih jauh dari ideal. Tu Sop berpendapat, penerapan syariat Islam di Aceh
tidak akan berjalan maksimal, jika masih memisahkan agama dari hal-hal lain.
Hal ini berakibat pada terkotak-kotaknya
pemahaman ummat Islam, seolah-olah pembangunan fisik tidak ada kaitannya dengan
syariat. Padahal, kata Tu Sop, Islam tidak boleh terpisah dari semua aktivitas.
“Hukum taklifi, halal dan haram, menjangkau
semua aktivitas mukallaf. Jadi tidak ada pekerjaan ummat Islam di dunia yang
lepas dari hukum Allah,” ujarnya.
“Karenanya, agar syariat Islam di Aceh bisa
kaffah, maka semua pihak harus ikut berperan. Bukan cuma tanggung jawab Dinas
Syariat Islam, Badan Dayah, atau Baitul Mal saja, tapi semua jajaran Pemerintah
Aceh dan rakyat Aceh harus mengambil peran untuk mewujudkan penerapan Syariat
Islam. Kita harus tunjukkan kepada dunia, bahwa Islam itu adalah solusi bagi
permasalahan yang sedang dihadapi dunia saat ini,” ungkap Tu Sop.
Pengajian yang dimoderatori dosen IAIN
Ar-Raniry, Hasan Basri M Nur ini, dihadiri oleh kalangan wartawan dan
masyarakat umum. Turut hadir Wakil Redaktur Pelaksana Harian Serambi Indonesia,
M Nasir Nurdin, serta pekerja kemanusiaan asal Turki, Mehmed Ozay.(serambinews.com/zainal
arifin m nur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar