Kamis, 18 Agustus 2016

Tu Sop: Mau Selamat? Jauhi Lima Hal Ini



BANDA ACEH - Pemimpin Dayah Babussalam Al-Aziziyah, Jeunieb, Kabupaten Bireuen, Tgk H M Yusuf A Wahab mengatakan, ada lima hal yang membuat seseorang muslim tidak akan selamat dalam menjalani kehidupan di dunia. Ironisnya, kelima hal itu kini telah membelunggu ummat Islam di dunia, termasuk di Aceh.

“Pertama, ummat Islam saat ini telah dibelunggu oleh pemikiran yang hanya terfokus kepada kehidupan semata dan lupa akan kematian,” ungkap Tgk M Yusuf (Tu Sop) dalam pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI), di Rumoh Aceh Kopi Luwak, Jeulingke, Banda Aceh, Rabu (10/04/2013) malam.

Belunggu kedua, ujar Tu Sop, ummat Islam saat ini sangat cinta dengan kehidupan dunia sehingga mulai lupa dengan kehidupan abadi di akhirat. “Orang yang beriman itu harus menghindari dunia yang membelunggu kehidupan. Silakan mencintai dunia, tapi jangan sampai membuat kita terbelunggu sehingga lupa akan adanya kehidupan di akhirat kelak,” ujarnya.

Hal ketiga yang membuat seorang muslim celaka adalah, hobi berbuat dosa-dosa dan lupa untuk bertaubat. “Banyak contoh kita lihat akhir-akhir ini ummat Islam seakan sudah bangga dengan perbuatan maksiat, sehingga semakin tenggelam dalam lembah dosa dan lupa untuk bertaubat,” imbuhnya.

Ketua PC Nahdhatul Ulama (NU) Kabupaten Bireuen ini menambahkan, hal keempat yang membelunggu ummat Islam saat ini adalah kecintaan kepada pembangunan untuk kebanggaan di dunia, dan lupa membangun kuburan. “Kita berusaha keras untuk membangun rumah mewah, istana megah, dan fasilitas lainnya, tanpa sama sekali memikirkan untuk membangun kuburan atau pintu itu untuk menuju kehidupan akhirat. Padahal, kehidupan kita di dunia ini hanya sementara saja,” kata Tu Sop.

Yang terakhir, ummat Islam saat ini, termasuk di Aceh, hanya fokus berinteraksi sesama makhluk, tapi lupa untuk berintegrasi dengan Sang Khalik (Pencipta).

“Jadi, jika ingin selamat dalam menjalani kehidupan di dunia ini, maka hindarilah kelima hal itu. Caranya adalah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. Kita harus membuat dunia ini sebagai lahan investasi akhirat. Semua perbuatan dan pekerjaan kita di dunia ini harus bisa menjadi investasi untuk menjalani kehidupan di akhirat kelak,” papar Tu Sop.

Dalam pengajian bertema “Pengintegrasian nilai-nilai Islam ke dalam aspek kehidupan”, Tgk HM Yusuf A Wahab juga mengupas panjang lebar tentang kondisi penerapan syariat Islam di Aceh, yang menurutnya masih jauh dari ideal. Tu Sop berpendapat, penerapan syariat Islam di Aceh tidak akan berjalan maksimal, jika masih memisahkan agama dari hal-hal lain.

Hal ini berakibat pada terkotak-kotaknya pemahaman ummat Islam, seolah-olah pembangunan fisik tidak ada kaitannya dengan syariat. Padahal, kata Tu Sop, Islam tidak boleh terpisah dari semua aktivitas.

“Hukum taklifi, halal dan haram, menjangkau semua aktivitas mukallaf. Jadi tidak ada pekerjaan ummat Islam di dunia yang lepas dari hukum Allah,” ujarnya.

“Karenanya, agar syariat Islam di Aceh bisa kaffah, maka semua pihak harus ikut berperan. Bukan cuma tanggung jawab Dinas Syariat Islam, Badan Dayah, atau Baitul Mal saja, tapi semua jajaran Pemerintah Aceh dan rakyat Aceh harus mengambil peran untuk mewujudkan penerapan Syariat Islam. Kita harus tunjukkan kepada dunia, bahwa Islam itu adalah solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi dunia saat ini,” ungkap Tu Sop.

Pengajian yang dimoderatori dosen IAIN Ar-Raniry, Hasan Basri M Nur ini, dihadiri oleh kalangan wartawan dan masyarakat umum. Turut hadir Wakil Redaktur Pelaksana Harian Serambi Indonesia, M Nasir Nurdin, serta pekerja kemanusiaan asal Turki, Mehmed Ozay.(serambinews.com/zainal arifin m nur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.