Tusop.com | Manusia memang tidak pernah luput dari dosa. Kecuali para Anbiya yang mendapatkan perlindungan khusus dari Allah swt. Namun bukan berarti manusia harus pasrah dalam gelimang kotoran dosa tanpa berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik disisi-Nya. Karena membiarkan diri dalam dosa sama dengan membiarkan diri menjadi manusia yang tidak pantas menjadi hamba kesayangan-Nya.
Kehidupan seorang manusia di dunia sesungguhnya adalah sebuah perjalan untuk memastikan diri bahwa kita adalah hamba terbaik yang senantiasa berkhidmah kepada-Nya. Berkhidmah adalah menjadikan setiap detik yang dilalui dalam kehidupan bernilaikan ibadah dan jauh dari nilai-nilai maksiat. Namun disisi yang lain, dalam menyusuri kehidupan, manusia kerap khilaf dan itu berhujung dosa yang mau tidak mau nista dosa ini harus segera dibersihkan agar tidak berkonsekuensi petaka neraka. Untuk itu, Allah swt memberikan solusi kepada hambanya yang terlanjur khilaf, yaitu Taubat Nasuha dengan segala persyaratan dan ketentuan-ketuannya.
Proses taubat nasuha memang tidak gampang. Namun dengan keyakinan yang kuat dan inayah dari Allah swt, semua proses itu pasti bisa dilakukan. Secara detail ulama-ulama sufi, khususnya Imam Al-Ghazali sudah membuat berbagai kajian yang bisa menjadi referensi bagi kita untuk melakukan Taubat Nasuha.
Pada prinsipnya, ada dua hal yang menjadi pondasi Taubat Nasuha. Pertama, mengevaluasi secara menyeluruh perjalanan hidupnya yang telah lalu dan memastikan bahwa tidak ada dosa-dosa masa lalu yang masih membelenggu hingga sekarang.
Kedua, membuat komitmen untuk melanjutkan kehidupan di sisa-sisa umur dengan pola pikir, sikap dan perilaku yang bersih dari penyimpangan. Dan jika sewaktu-waktu kembali terjebak dalam penyimpangan, maka harus dipastikan proses taubat nasuha harus kembali dilakukan sebelum ajal menjemput.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar