Kamis, 19 Januari 2017

Orasi Politik di Peudada, Tusop: Kekuasaan Tanpa Agama Akan Hancur

Ibu-Ibu menyimak orasi politik Tusop di Gampong Meunasah Rabo, Peudada, Bireuen


Tusop.com, Bireuen – Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab yang akrab disapa Tusop Jeunieb menyampaikan orasi politiknya  di Gampong Meunasah Rabo Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen. Orasi yang terkait dengan keikutasertaan Tusop dalam Pilkada Bireuen ini dihadiri seribuan masyarakat gampong tersebut dan sekitarnya, Rabu malam (18/1).

Dalam orasi ini Tu Sop menyampaikan, bahwa kekuasaan tanpa agama akan hancur dan kacau balau. Begitu juga agama tanpa kekuasaan akan lemah dan tanpa penyelamat.
Menurut Tusop, disaat haus kekuasaan ada yang melarang ulama berpolitik. Tetapi disaat kepentingan untuk menggapai jabatan ulama juga yang dijadikan modal, yaitu dimana mereka mengesankan seolah dekat dengan ulama.

“Mereka percaya bahwa untuk menggapai kekuasaan butuh ulama, tapi dalam menjalankan kekuasaan tidak butuh ulama. "Ulama lage moto gileng, bak peget jalan urusan moto gileng tapi watee kaleuh jalan ka hana le izin untuk jak moto gileng ateuh jalan, payah peuek moto laen, " ujar  Tu Sop memberi contoh.


Efeknya, kata Tusop, nilai-nilai agama hari ini tidak terintegrasi dalam kekuasaan. Cara-cara Islam tidak masuk dalam sistem pemerintahan karena tidak ada kekuasaan.

Sebelumnya, di awal orasi Tusop mengatakan, mungkin banyak yang berfikir bahwa ketika Tu Sop mengikuti ajang Pilkada adalah hal baru. Memang hal baru, karena semenjak negeri ini lepas dari penjajahan belum ada agamawan yang bergerak untuk memimpin pemerintahan.

Tu Sop menjelaskan, harus kita sadari bahwa dunia pemerintahan hari ini sangat berbeda dengan gaya pemerintahan masa kesultanan Aceh dahulu dimana Sultan berfungsi untuk menjalankan arahan yang telah dikonsepkan oleh para Ulama.

Menurut Tusop, dulu ulama merancang konsep untuk dijalankan oleh Sultan, sehingga semangat sultan dalam menjalankan pemerentahan dalah semangat agama yang didasari menjalankan konsepsi yang disusun oleh para ulama.

“Lalu kita lihat hari ini, atas semangat apa pemimpin kita menjalankan pemerintahan ? Apakah semangat agama atau semangat cari lahan kerja dan rezki lewat pepolitikan. Karena itu tujuannya maka keluarlah ucapan ulama tidak boleh berpolitik, kerena politik itu kotor, sungguh ini merupakan bahasa pembodohan ummat, “ujar Tusop berapi-api.

Tu Sop juga mempertanyakan, jika pemikiran atau Undang-undang Belanda mampu dijadikan aturan untuk negeri ini, tapi kenapa isi Alquran tidak berlaku?, Jawabannya adalah karena kekuasaan tidak ada, kata Tusop lagi. [bahri/admin]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System

Disqus Shortname

Diberdayakan oleh Blogger.