Ibu-Ibu menyimak orasi politik Tusop di Gampong Meunasah Rabo, Peudada, Bireuen |
Tusop.com, Bireuen – Tgk. H.
Muhammad Yusuf A. Wahab yang akrab disapa Tusop Jeunieb menyampaikan orasi
politiknya di Gampong Meunasah Rabo
Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen. Orasi yang terkait dengan keikutasertaan
Tusop dalam Pilkada Bireuen ini dihadiri seribuan masyarakat gampong tersebut
dan sekitarnya, Rabu malam (18/1).
Dalam orasi ini Tu Sop
menyampaikan, bahwa kekuasaan tanpa agama akan hancur dan kacau balau. Begitu
juga agama tanpa kekuasaan akan lemah dan tanpa penyelamat.
Menurut Tusop, disaat
haus kekuasaan ada yang melarang ulama berpolitik. Tetapi disaat kepentingan
untuk menggapai jabatan ulama juga yang dijadikan modal, yaitu dimana mereka
mengesankan seolah dekat dengan ulama.
“Mereka percaya bahwa
untuk menggapai kekuasaan butuh ulama, tapi dalam menjalankan kekuasaan tidak
butuh ulama. "Ulama lage moto gileng, bak peget jalan urusan moto gileng
tapi watee kaleuh jalan ka hana le izin untuk jak moto gileng ateuh jalan,
payah peuek moto laen, " ujar Tu
Sop memberi contoh.
Efeknya, kata Tusop,
nilai-nilai agama hari ini tidak terintegrasi dalam kekuasaan. Cara-cara Islam
tidak masuk dalam sistem pemerintahan karena tidak ada kekuasaan.
Sebelumnya, di awal
orasi Tusop mengatakan, mungkin banyak yang berfikir bahwa ketika Tu Sop
mengikuti ajang Pilkada adalah hal baru. Memang hal baru, karena semenjak
negeri ini lepas dari penjajahan belum ada agamawan yang bergerak untuk
memimpin pemerintahan.
Tu Sop menjelaskan,
harus kita sadari bahwa dunia pemerintahan hari ini sangat berbeda dengan gaya
pemerintahan masa kesultanan Aceh dahulu dimana Sultan berfungsi untuk
menjalankan arahan yang telah dikonsepkan oleh para Ulama.
Menurut Tusop, dulu
ulama merancang konsep untuk dijalankan oleh Sultan, sehingga semangat sultan
dalam menjalankan pemerentahan dalah semangat agama yang didasari menjalankan
konsepsi yang disusun oleh para ulama.
“Lalu kita lihat hari
ini, atas semangat apa pemimpin kita menjalankan pemerintahan ? Apakah semangat
agama atau semangat cari lahan kerja dan rezki lewat pepolitikan. Karena itu
tujuannya maka keluarlah ucapan ulama tidak boleh berpolitik, kerena politik
itu kotor, sungguh ini merupakan bahasa pembodohan ummat, “ujar Tusop
berapi-api.
Tu Sop juga
mempertanyakan, jika pemikiran atau Undang-undang Belanda mampu dijadikan
aturan untuk negeri ini, tapi kenapa isi Alquran tidak berlaku?, Jawabannya
adalah karena kekuasaan tidak ada, kata Tusop lagi. [bahri/admin]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar